Différent ; 40. Happiness and the Form of Love

743 126 33
                                    

HAPPY READING

"Mama sangat senang kamu sudah sadar."

"Mama, mama sudah mengucapkan itu berkali-kali."

Jisoo tertawa mendengar Pharita yang mengerang. Wanita itu menoleh pada kedua putrinya yang saat ini sedang duduk di sofa bersama dengan Jaehyun.

"Ini bentuk rasa senang mama, Pharita. Kamu tidak senang saat melihat adik mu yang sudah sadar?"

Pharita mendengus, "pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku senang. Haish!"

Ruka yang sedang sibuk dengan laptop hanya bisa tertawa mendengar adik dan ibunya berseteru. Tidak banyak yang tahu jika Pharita yang anggun ternyata dapat beradu argument dengan sang ibu. Yeah, keluarga Jung memang berisi berbagai macam jenis manusia.

Sedangkan Jaehyun yang sedang terlelap disamping Ruka, sepertinya tak terganggu sama sekali. Pria paruh baya itu masih sibuk mendengkur dengan mata yang sedikit terbuka, sangat kontras dengan kepala keluarga pada umumnya.

"Kalau begitu, biarkan saja mama berucap seperti apapun. Komentar kamu tidak berguna, karena mama sudah menonaktifkan fitur komentar."

Ruka tertawa mendengar jokes tak bermutu itu, sedangkan Pharita dibuat mengerang untuk kesekian kalinya.

"Terserah!"

Jisoo ikut tertawa, lalu kembali beralih pada Rora yang sepertinya sudah sangat mengantuk. Ia dengan lembut mengelus dahi Rora lalu menciumnya.

"Kamu sudah mengantuk? Tidurlah. Kamu harus banyak istirahat." Setelah itu, Jisoo mencium kening Rora dengan sayang.

Tak berselang lama, kedua netra Rora terpejam. Jisoo beranjak dari samping Rora menuju sofa yang sama dengan suami beserta kedua anaknya. Rora jika sudah tidur tak akan terganggu dengan apapun, setidaknya hal itu tak terlalu membuat Jisoo harus berhati-hati dalam bertindak.

Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Ketiga orang yang masih terjaga di sana hanya saling diam. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Ruka menutup laptopnya saat pekerjaannya sudah selesai. Gadis itu merenggangkan otot-otot tubuhnya lalu membereskan barang-barangnya.

"Apakah pekerjaan yang diberikan oleh papa membuatmu keberatan, kakak besar?" tanya Jisoo. Sedikit meringis saat melihat anak pertamanya yang kelelahan.

Ruka tersenyum sembari menggeleng, "tidak, mama. Ini pekerjaan yang cukup mudah, aku hanya belum terbiasa saja."

"Baiklah. Sekarang kamu juga harus istirahat." kata Jisoo, sebelum mencium kening Ruka.

Pharita tak menghiraukan ibu dan kakaknya. Ia sibuk dengan ponselnya sendiri, hingga senyum terbit di bibirnya saat Jungwon melakukan panggilan video.

Drrtt drrtt drrtt

"Halo,"

"Halo juga. Bagaimana keadaan mu? Keadaan Rora? Uncle dan aunty? Kakak pendek ku juga?"

Pharita tertawa pelan, ia lantas mengangguk.

"Kami baik-baik saja. Bagaimana kabarmu? Apakah mata pelajaran hari ini sangat sulit?"

Jungwon di sana terlihat mengerang kecil, "lebih sulit dari yang kamu bayangkan. Jangan bayangkan, aku yakin kamu tidak akan kuat."

"Kamu berlebihan." dengus Pharita. Jungwon tertawa mendengar nada kesal dari Pharita.

"Oh, aku lupa. Rora sudah sadar, apakah kamu ingin melihatnya?"

Jungwon terkejut, laki-laki itu bangkit dari acara rebahnya saat mendengar penuturan Pharita.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang