18. Pulang

69.5K 3.4K 135
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Setelah lelah menangis zia pun tertidur dengan sendirinya, jangan berharap gus syafiq berusaha menenangkan.

Sebenarnya gus syafiq bingung apa yang harus di lakukan, mau menenangkan tiba-tiba ingat kata umi.

"Udah kalo abi nangis ga usah di rayu-rayu nanti kalo udah cape juga berhenti sendiri, dari pada di rayu nanti nangisnya tambah keras,"

Kata-kata itulah yang terngiang-ngiang, makanya gus syafiq hanya melihat tanpa ada niatan menenangkan dan ternyata benar zia berhenti sendirinya malahan sekarang tidur pulas.

Karna sudah larut malam gus syafiq pun mengantuk dan beliau menelungkupkan kepalanya di samping zia dengan tangan yang menggenggam tangan milik zia.

Ayah sama bunda tadi sempat chat gus syafiq, katanya ga bisa balik ke rumah sakit karna ternyata di luar hujan sangat deras. Walaupun pakai mobil tapi mungkin ayah sama bunda cape dan pengin istirahat. Gus syafiq sendiri tidak mempermasalahkan itu.

Beliau juga sudah izin dengan abah dan umi untuk nginep di rumah sakit.

Faktanya memang benar tidur setelah menangis itu nikmat, seperti zia yang tertidur sangat pulas hingga terpaksa dirinya harus bangun karna merasa haus.

Saat ingin duduk zia kaget tanganya di genggam erat oleh gus syafiq belum lagi beliau tertidur di sampingnya, zia memandang gus syafiq yang sedang tertidur zia akui gus syafiq memang tampan, kulit putih bersih, hidung mancung, dan alisnya yang tebal jangan lupa bulu matanya yang lentik sekali padahal bulu mata zia tidak selentik gus syafiq.

Tunggu kenapa seprainya basah apa gus syafiq ngiler.

"Ih ternyata gus bisa ngiler juga, tapi ko badanya geter ya,"

Zia pun berusaha untuk sedikit membungkuk supaya bisa melihat gus syafiq lebih jelas.

"Ih bukan ngiler tapi nangis, mimpi apa ya sampe sesenggukan gitu,"

"Gus, gus, gus bangun, gus bangun gus,"

Gus syafiq pun terbangun dan refleks langsung duduk tegak sambil mengucapkan Astagfirullah berulang-ulang tanganya bertumpu di ranjang dan menangkup wajahnya.

"Gus kenapa,"

Gus syafiq mendongak dan menatap zia, istrinya ada di depanya dia tidak pergi kalaupun sampai pergi beliau tidak akan pernah mengizinkan itu.

Tanpa aba-aba gus syafiq pun langsung memeluk zia.

"Jangan pergi, saya mohon kamu jangan pergi,"ucapnya dengan nada yang sedikit bergetar menahan tangis.

Zia yang kaget karna tiba-tiba di peluk pun hanya diam dan tidak ada niatan untuk membalas pelukan gus syafiq.

Karna zia merasa kurang nyaman akhirnya zia mencoba untuk melepas pelukan gus syafiq, gus syafiq yang sadar kalau zia tidak nyaman pun melepas pelukanya.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang