26. Sisi Lain Gus Syafiq

69K 3.9K 273
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Duk.

"Aduh,"

"Astagfirullah...Humaira kamu ngapain?,"

"Mas yang ngapain?,"

"Mas tadi abis dari ruang baca,"

"Ko dari balik rak," tadi Zia berjalan ingin keluar saat lewat di depan rak buku dirinya tertimpa buku yang jatoh dan melihat Gus Syafiq yang keluar dari rak tersebut.

Zia belum tau kalau ternyata di balik rak ada ruangan tersembunyi "mau liat," tanya Gus Syafiq.

Belum sempat Zia menjawab tanganya sudah lebih dulu di tarik Gus Syafiq. Betapa takjupnya Zia melihat ruangan yang belum sama sekali dirinya lihat "masyaallah," gumam Zia.

"Suka," tanya Gus Syafiq, Zia mengangguk dengan matanya yang tidak berhenti memandang jajaran buku-buku yang entah apa isinya.

"Ini semuanya buku-buku apa?,"

"Bukan buku tapi kitab,"

"Semuanya," Gus Syafiq mengangguk.

Zia tercengang sebanyak ini kitab semua, Zia curiga Gus Syafiq mengaji sendari bayi. Dari semua isi dan barang-barang yang ada di ruangan ini hanya satu yang membuat Zia salfok dan tertarik.

Perlahan Zia mendekati meja yang ada di tengah-tengah ruangan tersebut "Mas dapet foto ini dari siapa," tanya Zia saat sudah di depan meja.

Foto itu saat dirinya di wisuda sekolah tahun kemaren padahal Zia saja tidak punya sudah minta ke sanah kemari tidak ada yang mau ngasih ga taunya ternyata fotonya di ambil Gus Syafiq.

Gus Syafiq berjalan dan berdiri tepat di belakang Zia ke dua tangannya beliau letakan di ke dua sisi meja dengan posisi mengungkung Zia "rahasia," bisik Gus Syafiq tepat di telinga Zia.

"Mas geli ih," ucap Zia sembari menjauhkan muka Gus Syafiq.

Bukanya menjauh Gus Syafiq justru semakin mendekap Zia dan "huuuft,"

"MAAASSS," teriak Zia yang merasa merinding karna lehernya di tiup.

Mendengar teriakan istrinya Gus Syafiq pun langsung menutup ke dua telinganya rasanya gendang telinganya ingin pecah.

"Kebiasaan deh, udah tau aku gelian," omel Zia mencubit pinggang Gus Syafiq.

"Aduh duh aduh iya-iya ampun ga lagi-lagi janji," mohon Gus Syafiq saat merasakan pinggangnya panas karna cubitan maut istrinya.

"Kemaren juga ngomongnya gitu, tapi di ulangin lagi," kata Zia yang sudah merasa bosan mendengarnya, bukan sekali dua kali Gus Syafiq iseng ke Zia dan berkali-kali juga selalu ngomong kaya gitu tapi besoknya selalu di ulangin.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang