30.Penjelasan

73.8K 3.9K 397
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


●●●

Sebelum baca aku ada sesuatu yang mau aku kasih tau sama kalian. Makasih buat kalian yang masih baca cerita aku, makasih yang udah suport kasih aku komen vote pokonya makasih bangeettt.

Maaf yah buat kalian yang baca di bab sebelumnya bukanya terhibur tapi malah ilfil, kenapa aku bisa ngomong kaya gini, karna ada yang komen katanya Gus Syafiqnya terlalu lebay. Aku ngga marah atau ngga terima dengan kritiknya, aku malah makasih dan maaf karna ini cerita PERTAMA aku kalau misal GJ atau banyak kurangnya, aku nulis cerita ini bener-bener sejalan aja sama pikiran aku tanpa aku pikirin dulu dengan mateng-mateng.

Misalkan aku hari ini UP ya berarti itu hasil tulisan aku hari ini juga, buat UP besok ya berarti aku harus nulis bab baru sambil mikirin idenya pokonya asal sejalan dan masuk akal aja aku tulis.

Gitu aja si hehe aku harap kalian masih suport aku yaahh, makasih buat yang udah kasih saran, dan kritik. Kedepanya aku berusaha buat nulis lebih baik lagi.



HAPPY READING❤️

•••

Sudah 3 hari Gus Syafiq sakit dan selama itu juga Zia selalu mengurus Gus Syafiq dengan sabar, dia harus membagi waktunya untuk beberes rumah, kuliah, ngaji itupun harus di lakukan secara sembunyi-sembunyi. Gus Syafiq yang selalu merengek minta ini minta itu semua Zia turuti, kalau dirinya merasa cape pasti mengerjai Gus Syafiq yang nantinya bakalan nangis dan itu hiburan yang membuat lelah Zia hilang.

Suami istri sama aja, sama-sama random orang nangis ko hiburan mau aneh tapi ini mereka.

"Sayang,"

"Di dapur Mas,"

"Eh," kaget Zia saat tiba-tiba Gus Syafiq memeluknya dari belakang.

"Awas dulu ini aku lagi masak nanti gosong," ucap Zia.

"Ngga usah masak,"

"Kalo ngga masak mau makan apa,"

"Minta makan sama Umi aja,"

Zia membalikan badanya untuk menghadap Gus Syafiq "ngga enak dong masa minta-minta makan...udah Mas duduk dulu masakanya bentar lagi mateng ko," ucap Zia memberi pengertian.

Karna Gus Syafiq merasa kasihan dengan Zia beliau akhirnya nurut duduk menunggu Zia memasak.

Gus Syafiq memperhatikan Zia yang terlihat lihai dalam memasak, rasa makananya tidak usah di ragukan pokonya apapun yang Zia masak pasti enak.

Semua prilaku Gus Syafiq kemaren saat sakit memang apa adanya, entah kenapa kalau sedang sakit beliau paling tidak bisa di tinggal sendirian, cengeng lebih mudah menangis karna perasaanya yang mudah sensitif, soal empeng Gus Syafiq mengaku memang dirinya masih ngempeng.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang