43. Nasihat Gus Syafiq

61.2K 3.7K 319
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

"Sekali Saya menyukai bulan, ribuan bintang tidak ada artinya,"

_Syafiq Malik Al-farizi_

•••

Sudah satu minggu lamanya Zia mengurung diri di rumah tidak mau keluar dan tidak mau bertemu dengan siapapun, kecuali keluarga ndalem dan teman-temanya di asrama.

Zia akan keluar hanya untuk berangkat kuliah, itupun kalau mau keluar Gus Syafiq harus memastikan di luar tidak ada santri sama sekali baru Zia berani keluar.

Kemaren saja ada santri yang mengetuk pintu, Zia yang mengintip di jendela langsung pergi ke atas untuk membangunkan Gus Syafiq.

"Mas bangun, di luar ada santri,"

"Hm,"

"Bangun dulu Mas,"

"Ya udah Kamu buka pintunya tanyain ada apa,"

"Ngga mau Mas aja yang tanyain,"

Dengan terpaksa Gus Syafiq bangun dan turun ke bawah untuk menemui santri yang ternyata hanya ingin mengantar makanan dari Umi.

Gus Syafiq tidak mempermasalahkan itu justru beliau senang Zia ada di rumah terus. Seorang wanita yang selalu menetap di rumah itu saja sudah menjadi ibadah untuk dirinya sendiri.

Namun tidak bisa di pungkiri juga Gus Syafiq ada keresahan, takutnya Zia semakin tidak pd dan takut untuk berbaur lagi makanya beliau selalu mengajak Zia pelan-pelan untuk keluar dari rasa takutnya.

Zia sendiri hanya takut mendapatkan kata-kata yang membuat hatinya sakit lagi, sekarang warga pondok sudah mengetahui bahwa dirinya istri dari Gus Syafiq, Zia berfikir pasti nanti mereka akan mengata-ngati lagi bahwa dirinya tidak pantes dengan Gus Syafiq, dia hanya santri biasa seharusnya Gus Syafiq menikah dengan Ning bukan orang biasa seperti dirinya.

Zia selalu merasa overthinking, dan mambuat lagi-lagi harus membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, padahal sudah jelas-jelas Gus Syafiq menasehatinya tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.

Setelah sholat asar berjamaah di rumah, Zia membaca Al-quran yang di simak Gus Syafiq.

Setelah selesai membaca Al-quran Zia mengahadap Gus Syafiq.

"Mas aku mau tanya," itulah kata-kata yang akhir-akhir ini selalu Zia ucapkan untuk mengawali obrolan, yang di mana ujung-ujungnya akan membuat Gus Syafiq merasa bahwa istrinya sedang mempunyai beban yang tidak bisa di ucapkan.

"Tanya apa Sayang," jawab Gus Syafiq dengan suara lembutnya.

"Kenapa dari banyaknya perempuan di luaran sanah yang lebih baik dari Aku, yang lebih sholeha, lebih cantik dan pastinya yang sama-sama dari keturunan yang setara dengan Mas. Tapi kenapa Mas pilih Aku?" Ucap Zia.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang