24. Gus Syafiq Salting

67.2K 3.4K 112
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan pun berganti bulan. Kini sudah 3 bulan lamanya zia dan gus syafiq membina rumah tangga sudah banyak hari-hari yang mereka lalui yang pastinya tidak jauh-jauh dari masalah, zia yang masih harus terus di arahkan dan gus syafiq yang selalu mengerti zianya.

Tidak banyak yang berubah hanya saja zia mulai mengerti tugasnya sebagai seorang istri walaupun belum dia jalani semua. Contohnya seperti, mengasih hak nya sebagai seorang istri zia masih belum siap jadi mereka hanya bersentuhan sewajarnya untuk yang paling jauh hanya pelukan dan ciuman, itupun nyiumnya di kening dan yang pastinya gus syafiq yang melakukan sendiri.

Gus syafiq tidak pernah mengeluh dan ngrasa cape beliau benar-benar dengan sabarnya mengerti dan meluluhkan hati istrinya supaya bisa lebih terbuka lagi dengan dirinya. Pagi zia menyiapkan sarapan untuk gus syafiq, beres-beres rumah nyapu, ngepel mencuci baju yang pastinya di kerjakan bareng gus syafiq atau ngga ya mereka membaginya karna zia juga sudah mulai kuliah jadi harus bisa membagi waktu antara dia mengurus gus syafiq, ngaji, kuliah dan lainya. Awalnya pasti zia ngrasa sangat cape dan keteteran tapi kadang dirinya merasa sangat bersyukur gus syafiq selalu mengerti keadaanya dan mau membantunya.

Gus syafiq selalu bilang "beres-beres rumah itu bukan tugas istri tapi tugas suami, istri tugasnya hanya nurut dan melayani suaminya,".

Kadang-kadang zia merasa dirinya hanya menumpang dengan gus syafiq, pulang dari kuliah rumah sudah bersih, baju sudah di jemur, pakaian juga sudah di setrika makan juga sudah di sediakan dan yang menjadi pertanyaan zia. Kapan gus syafiq melakukan itu semua sedangkan beliau juga waktunya terbatas sibuk mengurus pondok, belum lagi harus mengisi kajian mengurus usahanya.

Zia dan gus syafiq juga sudah pisah rumah dengan abah dan umi. Alasanya ya karna gus syafiq ingin zia bebas melakukan apapun dan juga supaya lebih mandiri. Selama 3 bulan juga warga pondok tidak ada yang tau kalau gus syafiq dan zia menikah jika mereka papasan di jalan atau mengobrol di luar ya selayaknya santri dan guru biasa-biasa saja profesional sekali bukan.

Hari ini kebetulan zia sedang libur kuliah dan bertepatan dengan jadwalnya tidur dengan gus syafiq. Tapi pagi ini zia lagi ada di rumah ndalem (rumah abah dan umi), sedang masak bareng umi dijah karna hari jumat mba-mba yang biasa ke ndalem juga libur.

"Makanan yang gus syafiq ngga doyan itu makanan apa mi," tanya zia yang memang belum tau sama sekali, dirinya selalu masak dan hampir setiap hari tapi gus syafiq ngga pernah komen enak atau ngganya selagi zia yang masak apapun gus syafiq makan.

"Sudah menikah lama ko manggilnya masih gus yo mbok di ganti toh nduk," nasehat umi dijah.

Zia hanya tertawa kecil "Zia bingung umi, sudah kebiasaan jadi susah buat ngerubahnya," sempat terfikir juga zia ingin merubah panggilanya ke gus syafiq tapi zia malu.

"Yo terserah seng penting kamunya nyaman tapi jangan gus kan sudah jadi suami, memang dia masih jadi gurumu tapi itu kalo di luar,"

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang