Ephemeral Love 9

40.8K 2.8K 5
                                    

“Adrian? Hey, kamu dimana?" tanya Isvara yang baru tiba di mansion Adrian. Dia terdiam menatap Adrian dan Flora yang menuruni anak tangga.

“Ada apa?” tanya Adrian.

Flora menatap wanita itu. Isvara? Dia Isvara! Bagaimana jika dia salah paham?

“Eh, tidak. Aku khawatir karena kamu tidak kembali ke kantor," jawab Isvara.

“Hay, Flora! Bagaimana keadaan mu?" tanya Isvara lagi.

“Aku?” Flora mengerutkan keningnya. Dia pun mengangguk berulangkali sebagai jawabannya.

“Aku akan mengantar Flora dulu. Ingin ikut atau menunggu disini? Dimana Crish?" tanya Adrian.

“Aku akan pulang. Kita bahas ini besok saja." Isvara tersenyum menanggapi.

Flora menatap keduanya dengan diam untuk sesaat. “Antar dia saja, aku akan pulang sendiri. Atau suruh salah satu sopir mu untuk mengantar ku," ucap Flora kemudian.

Keduanya menoleh.

“Lanjut saja kegiatan kalian. Selamat malam," lanjut Flora dan tersenyum manis. Dia pun melanjutkan langkahnya hendak pergi.

Isvara menggeleng. Dia memutar bola matanya dan menyuruh Adrian mengikuti wanita itu tanpa bicara.

Adrian mengikuti Flora yang berjalan sampai keluar. Dia pun menarik pelan lengan Flora dan membawanya masuk ke mobil.

“Kenapa? Urusan kalian sudah selesai?" tanya Flora bingung.

Adrian hanya diam. Dia pun melajukan mobilnya menuju kediaman Tommy.

Tibalah mereka di sana.

Tommy nampak sudah menunggu kepulangan putrinya.

“Syukurlah. Aku sempat khawatir, untung Flora bersama mu," ucapnya pada Adrian.

Mereka pun masuk. Adrian dan Tommy nampak mengobrol serius, sementara Flora langsung ke kamarnya.

Selesai mandi, Flora terkejut dengan keberadaan Adrian di kamarnya.

“Kenapa kamu masih di sini?" tanya Flora.

“Menemanimu makan." Adrian yang berbaring di kasur menunjuk ke arah meja dimana makan malam dan obat Flora disediakan.

“Aku tidak perlu ditemani. Pulang lah!"

“Setelah kamu makan," ujar Adrian santai.

Ini gila! Aku tahu betul jika Adrian membenci Flora. Flora menatap bingung pria itu lalu beranjak ke sofa dan langsung makan.

“Obat mu!" ucap Adrian. Dia masih berbaring sembari memainkan ponselnya.

Flora menatap bingung pria itu. Setelahnya, dia pun menyelesaikan makannya dan meminum obat. Dia cukup takut jika kejadian tadi siang terulang kembali.

“Aku sudah makan. Pulanglah!" ucap Flora kesal.

“Om bilang aku bisa tidur di sini malam ini. Aku malas pulang, hujan.” Adrian berucap santai sementara Flora terkejut dibuatnya.

“Tidak! Tidak! Kamu tidak boleh di sini!" Flora menghampiri Adrian.

“Kenapa?"

“Ini kamar ku!”

“Aku tahu. Makanya aku ingin tidur di sini. Kemari," ujar Adrian menepuk kasur dengan pelan.

“Apa? Kamu sudah gila! Aku tidak mau, Adrian! Pulanglah!"

Adrian menarik Flora untuk berbaring. “Jika kamu tidak mau, aku akan..., memberitahu rahasia kita pada ayahmu." Pria itu berbisik pelan  dan semakin mendekat.

“Rahasia?" Flora mengerutkan keningnya.

“Bagus, sekarang kamu pura-pura lupa. Setelah aku, kamu ingin membuat ayahmu kecewa? Ayolah Flora, jangan berpura-pura lagi!"

Flora menahan wajah Adrian dengan kedua tangannya. Dia menatap tajam pria itu.

“Kamu sudah gila! Pulang sana! Atau aku akan berteriak dan membuatmu dalam masalah," ucap Flora serius.

“Kamu ingin memberitahu rahasia kita dengan terang-terangan? Silahkan," ujar Adrian menatap remeh wanita di depannya.

Flora semakin bingung. Dia tidak mengerti apa maksudnya.

“Aku tidak ingin kamu mengacau lagi, Flora. Jika kamu tidak ingin aku marah, tenanglah dan jangan mengacau. Aku satu-satunya yang terluka oleh perbuatan mu!”

Flora menggeleng. Hah? Pria ini sudah gila! Dia hendak bangun, namun Adrian kembali menariknya.

“Jantungmu lemah, jadi kamu tidak bisa beraktivitas berat. Tidurlah," ucapnya lembut.

Flora menegang saat Adrian mendekapnya erat. Pria itu memeluknya begitu hangat dan mengelus kepalanya.

“Pergilah, Adrian! Kamu membuatku tidak nyaman," ujar Flora pelan.

Adrian menatap Flora dengan serius.

“Perhatikan semua laranganku, Flora. Aku tidak suka menjelaskan ulang. Aku tidak ingin kamu datang ke kantor ku besok, kamu tidak boleh ke rumah sakit." ucapnya serius. Adrian pun bangun dan langsung pergi.

“Dia pikir siapa dirinya mengatur kehidupan ku?”

EPHEMERAL LOVE Where stories live. Discover now