Ephemeral Love 53

23.1K 1.3K 17
                                    

Flora mulai bimbang. Dia sedikit takut untuk memasuki ruangan itu, ruangan dimana ibu Isvara di rawat. Feeling-nya buruk tentang ini.

Karena belum siap, dia pun memutuskan untuk menemui wanita itu dilain waktu saja.

Flora berpikir bahwa suaminya ada benarnya. Mungkin saja dirinya pernah meminta wanita itu agar menyuruh putrinya membatasi diri. Dan Flora takut wanita itu drop ketika melihatnya. Dia mengidap penyakit yang serius.

“Hay Flo, sedang apa?” tanya Sam saat mereka bertemu di koridor.

“Aku tidak melakukan apapun sejak aku tiba. Kalian yakin tidak membutuhkan bantuan ku?”

“Suami mu yang pemarah itu menyuruh kami agar tidak membuatmu bekerja. Satu-satunya yang pak Adrian percaya adalah dokter Yogi, bicaralah padanya diam-diam,” ujar Sam pelan.

“Kamu mengajarinya berbuat seperti itu?" Windy menggeleng. Dia memukul kepala pria itu dengan kuat.

“Duduk dan istirahat lah, Flora. Jika kami butuh bantuan mu, akan ku beritahu dengan segera," ucap Windy.

Flora mengangguk.

“Oh ya, apa kalian melihat Isvara akhir-akhir ini?” tanya Flora.

“Ya, kemarin. Biasanya dia akan kesini tiap hari untuk menjenguk ibunya. Mungkin sore nanti dia akan datang,” jawab Sam.

“Ada apa?” tanya Windy.

Flora tersenyum dan menggeleng.

Siang hari ini terasa semakin terik. Flora meneguk air minumnya sampai habis. Dia langsung melemparnya ke tempat sampah dari jarak yang tidak dekat itu.

Flora meraih ponselnya dan menelpon suaminya. Dia berniat menunggu Isvara di rumah sakit.

“Ada apa?”

“Apa aku bisa meminta sesuatu pada mu?” tanya Flora.

“Apa?”

“Aku tidak ke kantor mu hari ini. Bisakah aku di rumah sakit sampai sore? Hanya untuk hari ini, aku berjanji.”

“Tidak.” Adrian menolak permintaan wanita itu.

“Adrian, hanya untuk hari ini. Setelahnya di jam makan siang aku akan langsung ke kantor mu. Boleh ya? Boleh, kan? Boleh, ya suamiku?”

Adrian menghela nafasnya. Setelahnya dia tertawa pelan. “Coba goda aku. Jika berhasil, aku akan menyetujuinya.”

“Hah? Menggoda mu? Aku tidak punya bakat," ucap Flora.

“Kalau begitu datang dalam lima belas menit.”

“Tidak! Aku ingin di sini sampai sore. Suamiku yang baik dan tampan, izinkan istri mu ini pulang sampai sore. Bolehkan, sayang?" kata Flora dengan nada yang manja.

Tidak ada suara, pria itu tidak merespon. Sementara Adrian di seberang sana menutup wajahnya karena merasa gemas.

“Adrian? Tidak berhasil, ya?”

“Coba sedikit lagi. Kamu hampir berhasil, Flo sayang.”

“Aku tidak pernah terlibat dalam hubungan asmara sebelumnya. Kamu pikir aku bisa?" kesal Flora.

“Baiklah, aku akan menjemputmu nanti. Jangan mengacau, oke?”

“Siap!”

“Sampai jumpa nanti. Aku mencintaimu, Flora.”

Flora terkesiap. Dia mematikan ponselnya dan memegang dadanya yang berdetak tidak karuan. “Sial! Aku tidak mau, aku tidak mau!" Dia menggeleng dan mencoba menyangkal semua perasaan itu.

EPHEMERAL LOVE Where stories live. Discover now