Ephemeral Love 52

22.4K 1.3K 6
                                    

“Adrian?”

“Ian?”

Flora mendorong pintu dan tidak menemukan suaminya di ruangan itu.

“Dimana dia?” Flora bergumam. Dia pun langsung duduk di sofa.

Setelah beberapa saat, Flora menatap Adrian yang keluar dari kamar mandi. “Hey, ada apa?” tanya Flora. Wajah suaminya nampak murung meredam kesal.

Adrian tidak menjawab. Dia langsung berlalu menuju kursinya.

“Sepertinya aku akan dalam masalah lagi kali ini," gumam Flora.

“Adrian?”

“Ian?”

“Baiklah, berhenti mendiami ku. Apa masalahmu kali ini?”

Adrian menoleh. “Aku tidak sengaja memecahkannya," ucap Adrian seraya menunjuk pot baru dan bunga yang dia rawat begitu teliti itu.

Flora mengerutkan keningnya. Dia menoleh pada bunga yang layu itu dan menatap pecahan pot coklat di dalam kantong plastik transparan.

“Dan diwaktu yang bersamaan, kamu berduaan dengan pria lain.”

“Hah?” Flora keheranan.

“Kamu tidak akan membenci ku karena aku merusak bunga pemberian mu, kan? Terakhir aku menolak bunga ini, kamu bersikeras menolak pernikahan kita.”

“Adrian, itu bunga yang ku berikan padamu ya?” tanya Flora.

Adrian mengangguk.

“Tidak masalah, aku juga ingin menjelaskan sesuatu. Aku tidak berduaan dengan Elang, aku hanya mencoba membantunya. Dia terluka,” ujar Flora.

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Adrian.

“Sesuatu yang tidak penting. Oh ya, dimana Isvara dan Crish?” tanya Flora balik.

“Jangan mengalihkan pembicaraan, Flora! Aku tahu pria brengsek itu menaruh hati padamu,” ucap Adrian dingin. Matanya menyelidik tajam wanita di depannya.

“Eh? Itu kamu tahu. Tidak ada hal penting yang harus di bahas. Kamu bilang Isvara di sini, kenapa aku tidak melihatnya?”

Adrian menatap Flora dengan ekspresi datar.

“Kamu mulai menghindari pembahasan serius. Mulai bertingkah seolah yang ku katakan padamu hanya main-main saja. Aku mencintai mu, Flora. Aku cemburu!” Tegas pria itu.

Flora diam. Dia bisa melihat kesungguhan dalam tatapan itu.

“Maaf, Adrian. Aku tidak bermaksud begitu. Hanya saja semua ini terasa aneh bagiku. Maaf,” ucap Flora pelan.

Adrian menghela nafasnya. Dia bangun dan menghampiri istrinya.

Dia duduk di samping Flora. Adrian mendorong pelan tubuh Flora agar bersandar di sofa dan menempelkan telinganya di dada wanita itu.

Adrian menghela nafas lega. “Flo ..., aku mencintaimu. Tidak bisakah kamu membalas perasaan ku? Apa ini karma ku?”

Flora meremas pakaiannya. Dia yakin, Adrian pasti bisa mendengar detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang itu.

“Flora?”

Adrian memeluk Flora dengan erat. “Aku mencintai mu. Aku cemburu.”

Adrian mulai merasa sedih karena Flora tidak membalasnya. Semakin tersadar lah dia atas kesalahannya di masa lalu.

“Flo..... Maafkan aku.” Suara pelan Adrian dipenuhi dengan penyesalan. Perasaan takut kehilangan muncul lagi meski dia dan wanita itu sudah terikat dalam hubungan suami istri.

EPHEMERAL LOVE Where stories live. Discover now