ARVELA

311 34 54
                                    

haloo!!
Terimakasih bagi yang sudah mau menyempatkan waktunya untuk membaca chapter baru nya DareCa.
Klo Maca ada typo,tolong tandain yaa.
Jangan lupa vote and komen!!
Thanks yaaa🤍
.
.
HAPPY READING!!

Caca kini tengah menunggu bus di halte.
Alasan mengapa ia tidak meminta papa nya untuk menjemputnya, karna ia tahu bahwa sekarang papa nya pasti sedang lembur, mungkin akan pulang satu jam kemudian.
Sehingga, bila ia trus menunggu kedatangan papah nya pasti akan sangat lama. Dan akan menyita banyak sekali waktu.

"Hai"

Karna merasa tersapa, akhirnya Caca menoleh, ia mengangkat pandang nya dan bertemu dengan sosok cowok yang sangat ingin ia hindari.

"Gua anter pulang," ucap nya tanpa berbasa-basi lagi.

Cewek berbando pink itu menggeleng.
"Nggak mau!" Ketus nya.

"Gua cuman mau nganter lu pulang doang, Ca,"
Cowok itu berusaha ingin menarik paksa tangan Caca, namun Caca trus saja menghindar.

"Jangan maksa gua, Papa bentar lagi jemput, mending lu pergi, Yon!"
Bohong nya pada_Jeon

"Gua cuman mau anter lu pulang, Ca!"
Tekan nya, Jeon berhasil menggapai tangan Caca, sehingga membuat Caca trus saja memberontak berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Jeon. "NGGAK MAU!." Teriak Caca, ia sangat tidak suka dengan hal ini.

"Ca, gua mau lu kaya dulu lagi." Pinta Jeon dengan nada di lembut-lembut kan.

"Apa kita ga bisa kaya dulu lagi? Gua janji nggak akan sakitin lu lagi, Ca."

"Terakhir lu ngomong kaya gitu, ternyata lu nyakitin gua!" Sergah Caca.

"Gua janji, Ca. Gua janji nggak akan sakitin lu lagi, Ca. Percaya sama gua!."

Tiba-tiba, dari arah samping Jeon, seorang cewek yang sedari tadi hanya memperhatikan drama ke dua orang itu, datang menghampiri mereka dengan menggunakan jaket hitam.
"Ouh ini ternyata wujud banci?" sindir cewek itu pada Jeon.

Merasa tersindir, Jeon menatap penuh permusuhan pada cewek itu.
Caca memanfaat kan kesempatan ini, ia menarik paksa tangan nya secara tiba-tiba dan berlari ke arah belakang cewek bejaket hitam. Jeon menyunggingkan senyum nya melihat kecerdikan seorang Bianca.

Lalu atensinya kembali tertuju pada cewek berjaket hitam itu.
"Apa maksud lu?"

"Kalo tuh cewe nggak mau, jangan di paksa! liat tuh mukanya, segitu jelasnya kalo dia nggak suka sama kehadiran lu!"
Ketus cewek itu.

Cowok itu tertawa mendengar ucapan cewek itu. "Apa ini urusan lu?".

Cewek itu memutar bola mata nya,  merasa malas akan pembahasan ini.
"Susah banget sih dibilang nya!."

Belum sempat Jeon membalas ucapan nya, cewek itu kembali menambahkan lagi. "Mending sekarang lu pergi sebelum gua habisin lu pake tangan gua," usir nya sekaligus mengancam.

Masih dengan pendirian nya, Jeon tak bergeming sedikit pun.
"Kalau gua gak mau, gimana?" tantang nya.

Cewek berjaket hitam itu mendekat ke arah Jeon.
"Lu gak ngerti bahasa manusia, ya? Apa perlu gua pake bahasa alien? Biar lu paham apa maksud gua?!" Ucapnya semakin ketus.

"Lu tau gua siapa nya dia?" tanya Jeon.

"Penting kah?"

Mendengar jawaban cewek itu, membuat jeon tersenyum lalu langsung merubah raut wajah nya, ia menatap tajam ke arah cewek itu dengan tatapan penuh permusuhan.
"Gua pacar nya dia, jadi gua berhak atas dia!"

DareCaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu