pagi yang sejuk

203 10 50
                                    

Halooo
Udh lama ya maca gak up, maaf yaa..
Kali ini maca up lagii
Jangn lupa sebelum baca ⭐ nya dlu yaa..
Dan kalau ada yang typo tolong tandain yaa
Terimakasih

Dan kalau ada yang typo tolong tandain yaaTerimakasih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu bulan berlalu. Kini, Darel dan teman-temannya sedang di sibuk kan dengan pelajaran kelas XII semester akhir. Kelas XII semester II merupakan detik-detik penghabisan di masa putih abu mereka yang hanya tinggal hitungan bulan saja dan juga face paling sibuk ketika bersekolah. Selain harus mengerjakan banyak tugas dan banyak praktik, mereka juga harus mempersiapkan diri untuk mendaftar ke perguruan tinggi impian mereka.

Salah satu persiapan kelas XII sebelum SNMPTN dan UTBK adalah menetapkan pilihan jurusan kuliah. Tidak ada waktu lagi untuk galau masalah percintaan! Terbukti kini Axel yang sedang uring-uringan karna berencana mengikuti SNMPTN. Cowok itu sedari tadi mengeluh lelah karna ia sedang mengulang kembali mata pelajaran kelas X hingga kelas XII. Di tambah ia masih sangat ragu dengan pilihan jurusan yang ia pilih.

"CAPEK YA ALLAH," teriak Axel sembari meletakan buku tulisnya di atas kepala.

Ghazi tertawa usil seperti tidak berdosa. "Gua yakin lu sengaja naro buku di atas kepala biar semua tulisan di buku lu pindah ke otak lu, kan?" tebaknya sambil tertawa.

Axel tersenyum lebar sambil mengacungkan ibu jari tangan kanannya pada Ghazi. "Nenek gua yang nyaranin," ucapnya dengan polos.

"Anjir! Cucu penurut!" ceplos Emilo terkejut mendengar ucapan Axel.

"Ia lah, gua kan mau jadi penghuni syurga, emang lu! Siap nemenin malaikat malik di neraka!" cetus Axel pada Emilo.

Dengan kesal, Emilo langsung mengacungkan kedua jari tengah tangannya dihadapan Axel.
"Puc*k"

"Mak lu pas hamil gak sengaja makan ulet mangga kali, ya? Sumpah, mulut lu gak ada diemnya!" ujar Emilo mengejek.

"Zi, gua nahan diri banget ini dari si Axel supaya gak ribut, tolong di apresiasi, ya."  Axel berusaha tidak memperdulikan Emilo, dia justru berpura-pura membaca buku yang sedang ia pelajari.

"Masalah Zelva udah kelar?" tanya Ansel yang sedari tadi sibuk membaca buku dengan damai.

Emilo membuang napas berat. Ia menundukkan wajahnya, sungguh, ia sangat lelah menghadapi masalah ini.
"Belum, Kakanya gak ngebiarin sedikit pun gua ngedeketin Zelva," keluhnya.

"Lagian sih! lu ngapain ngedeketin cewek yang taat banget agamanya, udah  tau lu sama dia temboknya tinggi banget, di tambah sekarang lu tau siapa kakanya si Zelva," omel Axel mengeluarkan unek-uneknya.

"Dimata gua dia itu beda dari cewek lainnya, dia bersinar dengan kain penutup kepalanya, dia punya mata yang selalu berbinar tapi sulit banget buat gua tatap sepenuhnya karna dia selalu ngehindar dari gua dan dia juga selalu nundukin kepalanya, apa dia takut sama gua?" tanya Emilo pada Axel dan Ghazi dengan polos.

DareCaWhere stories live. Discover now