Tembok pertahanan perlahan runtuh

292 14 83
                                    

Tembok pertahan perlahan runtuh
.....

Halooo
Jangan lupa membiasakan ⭐ sebelum membaca yaa!!!
Btw, kalian baca ini pukul berapa aja nih???
Kalau ada typo atau kesalahan mohon bantuan nya yaaa
Terimakasih

HaloooJangan lupa membiasakan ⭐ sebelum membaca yaa!!!Btw, kalian baca ini pukul berapa aja nih???Kalau ada typo atau kesalahan mohon bantuan nya yaaaTerimakasih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udara sangat pengap. Kumpulan asap rokok melambung tinggi di langit-langit markas Annarka, Darel mulai jenuh dengan dirinya sendiri. Lagi dan lagi Caca membuatnya hampir kehilangan kewarasannya. Wajah Caca trus saja berputar dalam benak nya.

"Lu kenapa lagi sih? Gak biasa-biasanya lu ngerokok gini!" Omel Axel mengejutkan Darel.

"Darel, stop doing that!" Kesal Adya.

"Males," Darel membalas singkat. Entah mengapa yang terbayang di kepala Darel kini justru Caca. Ia sejak tadi hanya duduk memperhatikan ponselnya. Berharap Caca menghubunginya, walau ia jelas mengetahui bahwa Caca tidak menyimpan nomor ponselnya. Karna Darel sendirilah yang tidak ingin memberikan nomor ponselnya pada Caca.

"Gua tau, ini pasti persoalan cinta, kan?," ujar Axel secara tiba-tiba.

Bukan hanya Darel yang bingung akan maksud dari ucapan Axel, melainkan yang lain pun ikut bingung dengan ucapan Axel.

Dengan santainya Axel tersenyum manis di hadapan mereka. "Lu butuh bimbingan dari gua tentang masalah ini," di akhiri dengan tawa tengil nya.

Plak

"Makan tuh bimbingan!"

Siapa lagi pelakunya jika bukan Emilo.
Tanpa rasa belas kasih sedikit pun, Emilo melayangkan jitakkan maut di kepala Axel. Membuat sang empu langsung saja mengusap-usap kepalanya yang sakit.

"Lu mau buat gua lupa ingatan?! Nanti kasihan neng Oudy gua!" Omel Axel pada Emilo.

"Kalau bisa, udah gua daftarin nama lu ke malaikat pencabut nyawa," cetus Emilo.

Ghazi mengalihkan pandangan dari gamenya, ia mendelik bingung mendengar ucapan Emilo. "Emang malaikat Izrail mau nerima request dari lu? Kan kita beda agama," ceplos Ghazi dengan jujur dan polosnya. Membuat Adya, Ansel, Axel menahan tawa mereka.

"KYAAAAA!! BEDA AGAMAAA!!"

Sudah cukup! Kali ini tawa Axel sudah tidak tertahankan lagi. Ia tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal Emilo.

"Ajarin gua nyatain prasaan ke cewek," pinta Darel tiba-tiba kepada Axel.

"Gimana cara ngungkapin prasaan?" ulangnya karna tak kunjung mendapatkan jawaban.

Axel Menelan ludahnya susah payah saat mendengar pernyataan itu meluncur dari bibir Darel. Bagaimana tidak? Selama mereka semua bersahabat, tidak ada yang pernah mendengar Darel mempertanyakan persoalan tentang cinta. Sepertinya, momen langkah ini patut di abadikan.
Maka dari itu, Emilo bergerak cepat mengotak-atik ponselnya demi merekam pertanyaan yang barusan Darel lontarkan.

DareCaWhere stories live. Discover now