Bocil

295 23 29
                                    

Halooo
Hmm, Maaf ya Maca telat up.
Ouh iya, gimana nih yang masih penasaran sama kelanjutan nya DareCa??
Yuuuk buruan deh baca dan jangan lupa tinggalkan votemen nyaa.
Kalau ada yang typo tolong tandain yaa

Kalau ada yang typo tolong tandain yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.
.
.

Bukan mengantar Caca pulang,  Darel malah membawa Caca ke pantai sore-sore begini. Keduanya tengah duduk di atas pasir sambil melihat keindahan matahari yang mulai tenggelam.

Caca pura-pura sibuk dengan kekaguman nya melihat pemandangan di hadapan nya ini. Ia bukan tak suka melihat pemandangan di hadapan nya ini, tetapi ia hanya merasa canggung seperti saat ini. Raut bingung tergambar jelas di wajah imut nya.Gadis itu lalu berdeham pelan. Ia mencoba untuk mencari topik yang pas.

Kira-kira apa, ya? Haruskah ia membahas tentang politik?
Atau tentang mata pelajaran? Seperti Matematika? Tidak-tidak! Otak nya tidak semudah itu untuk menerima pembahasan hitung-hitungan.

"Kak Darel udah biasa ketempat ini?" tanya Caca mencairkan suasana.

Darel masih memejamkan kedua matanya menikmati angin pantai yang sejuk. " Waktu kecil, sama Bokap, Nyokap"

Caca mengangguk paham. "Sekarang?"

Darel diam, ia tidak ingin memberitahu siapapun tentang keadaan keluarga nya.
Melihat respon Darel, seketika Caca langsung di sergap rasa bersalah. "Maaf kak, aku gak bermaksud menyinggung kaka."

Cowok itu masih dengan posisi yang sama, ia masih sibuk menikmati angin pantai.

"Dulu, aku slalu ngajak Papa pergi ke pantai, tapi sayang nya Papa gak pernah sekalipun ngizinin aku pergi ke pantai,'' ujar Caca membuat lawan bicara nya ikut menoleh menatap nya.

"Kaka pasti lagi rindu seseorang, kan?" tanya Caca, masih meluruskan pandangan nya.

Darel tak menjawab, ia malah sibuk memandangi wajah gadis di samping nya itu. Gadis itu sama sekali tidak sadar. Ia masih sibuk menikmati pemandangan indah yang ada di hadapan nya. Cantik, batin Darel.

Caca menoleh pada Darel yang masih menatap nya dengan lekat. Netra mereka saling bertemu, dapat Caca lihat  ada sorot kesedihan dalam diri Darel.
Terkadang gadis itu berpikir, apakah tidak lelah menjadi seperti batu hanya karna ingin menyembunyikan sorot mata kesedihan nya?

Tatapan itu berhasil membuat nya terpaku. Buru-buru ia mengalihkan pandangan nya. Ia tidak boleh terlena dalam tatapan mata Darel. Gadis itu beranjak berdiri membersihkan rok nya yang tertempel pasir pantai.

Darel mentap Caca penuh pertanyaan.
Sebenar nya Caca mengerti akan tatapan Darel, namun ia lebih memilih diam. Caca menjulurkan tangan nya.
" Ayo berdiri "

Darel menautkan alisnya. Sedangkan gadis itu menghelai napas lelah.
"Udah ayo berdiri!!" Gemas Caca pada Darel.

Cowok itu menurut saja. Caca tersenyum melihat cowok galak itu menuruti permintaan nya.
"Sekarang tutup mata kaka"

DareCaWhere stories live. Discover now