masa yang kelam

155 6 9
                                    

Haloo
Maca up!!
Jangan lupa sebelum baca tekan⭐ ya!
Dan kalau ada typo tolong tandain.

HalooMaca up!!Jangan lupa sebelum baca tekan⭐ ya!Dan kalau ada typo tolong tandain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siapa lo?!"

Cowok itu menunjuk pada dirinya sendiri. "Gua? Hmmm... Gua siapa, ya?"
diakhiri dengan sudut bibir kanannya sedikit terangkat.

Kemudian, cowok itu menjulurkan tangannya tepat dihadapan Delaza dengan Caca yang masih bersembunyi dibalik tubuh Delaza. "Mau temenan?" ajaknya.

Dapat Delaza rasakan seperti gerakaan menggeleng dari Caca, hal itu membuat Delaza seakan mengerti bahwa siapa manusia gila yang ada dihadapannya itu. "Boleh, gua Delaza Maura, salam kenal dari gua," ucap Delaza menerima uluran tangan manusia gila di hadapannya.

"AAAKH ANJING!" pekik cowok itu kesakitan karna gadis yang menerima uluran tangannya malah memelintir tangannya tanpa belas kasih sedikit pun.

Kekehan puas terdengar lolos begitu saja dari mulut Delaza. Gadis itu dengan seringainya masih memelintir tangan manusia gila di hadapannya. Seperti memeras baju, begitu lah cara Delaza mempraktikannya pada tangan cowok itu.

"Le-lepas, Anjing!"

Caca sedikit merasa iba pada cowok itu, karna memang benar-benar linu apabila mendengar bunyi seperti patahan tulang. "Del, u-udah," bisik Caca dengan takut di telinga Delaza.

Mendengar bisikan Caca membuat Delaza sadar dengan apa yang telah ia lakukan. "Gimana rasanya?" tanya Delaza dengan wajah datarnya.

Cowok itu masih memagangi tangannya yang masih terasa amat menyakitkan.
"Ca! Kenapa lo gak belain gua, sih? Nih cewek gila banget, lo jangan deket-deket sama dia," omel cowok itu pada Caca yang masih bersembunyi, ia bahkan hampir menarik tangan Caca agar gadis itu keluar. Namun pergerakannya terhenti ketika Delaza lebih dulu bergeser menjadikan dirinya sebagai tameng untuk Caca.

"Jeon please pergi.." lirih Caca.

Jeon mengacak rambutnya asal. Ia sangat kesal dengan dirinya yang berkali-kali ditolak oleh Caca. Dengan kesal, ia berniat melampiaskan amarahnya pada tiang dinding di sampingnya. Tangan nya terkepal, siap untuk memberikan tinjuan pada tiang dinding itu. Namun sial! Lagi-lagi ia salah sasaran.

"AAKH!"

Kalian bisa tebak, siapa yang terkena tinjauan Jeon?

"ANJING LO BANGSAT!" teriakan kan itu berasal dari arah belakang Jeon yang ternyata adalah Ghazi.

Yap! Kepala Delaza yang terkena tinjauan dari Jeon. Pada saat jeon akan melampiaskan amarahnya pada tiang di sampingnya. Ntah mengapa kepala Delaza terasa amat pusing, bahkan penglihatannya pun semakin memburam. Sehingga menyebabkan tubuhnya hampir terjatuh dan parahnya terkena tinjauan Jeon.

Pada saat yang bersamaan pula, Ghazi yang awalnya ingin melihat kondisi Delaza, ia malah disugukan dengan pemandangan yang benar-benar membuat jantungnya berpacu berkali-kali lipat. Pikirannya sudah melayang membayangkan dampak buruk yang akan terjadi karna kepala Delaza terkena tinjuan.

DareCaWhere stories live. Discover now