menahan amarah

319 21 53
                                    

Haii haii halooo
Maaf karna maca jarang up.
Terima kasih bagi yang slalu setia menunggu DareCa up yaa.
Jangan lupa untuk tandain kalau maca typo.
Dan jangan lupa jejak nyaaa.

Lov yuuuu🤍🤍

Merasa bahwa kini Caca sudah sangat ketakutan, Axel lebih dulu menyuruh nya untuk pergi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Merasa bahwa kini Caca sudah sangat ketakutan, Axel lebih dulu menyuruh nya untuk pergi.
"pergi."Bisik nya pelan.

"I-iya,kak."
Dengan kaki gemetar, gadis itu melangkahkan kaki nya keluar kelas mereka tanpa berpamitan.

Setelah merasa yakin bahwa Caca sudah pergi, kini Axel mengangkat sebelah alis nya. Ia menatap penuh tanda tanya pada Darel.
"Maksud lu apa, Rel?" Tanya nya.

"Kenapa lu tiba-tiba bilang kalau dia cewe Jeon? Apa hubungan dia sama Si Jeonjing?"

"Gak perlu tau." Jawab Darel dengan singkat sehingga terdengar sangat tidak memuaskan bagi Axel.

Ansel menghelai napas lelah menghadapi teman nya ini.
"Coba lu cerita kek kita, Rel. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ansel, namun tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Egois!" Cibir Adya.

"Bacot." Umpat Darel dengan tiba - tiba membuat mereka berlima harus menahan diri agar tidak mengeluarkan emosi masing- masing.

"Rel, coba lu cerita ke kita."

"Kita bisa bantu lu."

"Cewek manja itu pacar jeon."
Mendengar pernyataan Darel, membuat mereka semua terdiam, lebih tepatnya terkejut.

"HAH?! SEORANG JEONJING KEK GTU PUNYA PACAR NYA CEWEK IMUT KAYA CACA??!" Teriak Axel.

Berbeda dengan Ghazi yang tertawa kecil mendengar nya.
"Asli ga masuk akal"

"Dan lu percaya?" Pertanyaan itu berasal dari Emilo.

"Dari mana lu bisa yakin yang di maksud jeon itu cewe tadi?"

Darel mengacak asal rambutnya karna frustasi akan pertanyaaan teman - teman nya.
"Jaket "

"Ouh, gua ngerti. Lu pinjemin jaket lu ke Caca dan jeon ngeliat itu?" Tebak Ansel.
Memang patut di acungkan jempol untuk anggota Annarka yang satu ini.

"Apa yng kemarin Jeon bilang ke lu itu, tentang Caca?" Tebak nya lagi.
Namun seperti nya sia-sia saja Ansel menebak, Darel hanya diam tidak menjawab nya sama sekali dan seperti tidak mendengar apa pun. Ingin sekali Ansel memberi satu tonjokan pada kepala teman nya ini agar tidak terlalu membesarkan gengsi nya.

"Sial!" Umpat Axel, apa susah nya berbicara jujur?? Mungkin itu lah isi pikiran Axel yang sedari tadi ingin marah namun ia tahan.

"Xel! Lu mau kemana?!" Teriak Ghazi ketika melihat Axel pergi begitu saja.

DareCaOnde histórias criam vida. Descubra agora