Menu 6 : Orangnya Galak!

627 37 6
                                    

Happy reading :)

"Tau darimana lo kalo gue sama Dirga udah jadi mantan?"

Bukannya menjawab, Alfa justru menghempaskan tangan Gita dengan kasar, namun bukan Gita Rahadian namanya jika menyerah begitu saja, tangannya dengan cekatan menarik ujung kemeja Alfa ketika cowok itu hendak meninggalkannya tanpa jawaban.

"Lepas!" Alfa menatap Gita murka.

"Ngga!" Balas Gita tidak mau kalah, "Gue tanya tau darimana?"

"Tau dari google," jawab Alfa sekenanya, tangannya berusaha melepaskan tangan Gita yang mencengkram erat kemejanya hingga kusut.

Gita mendengus, tetap mencengkram kemeja Alfa dengan sekuat tenaga, "Jangan ngelawak lo, cepet jawab!"

"Ck! Sejak kapan pertanyaan dari lo harus gue jawab, heh?" dalam sekali hentak, Alfa berhasil melepaskan diri dari Gita, meraih jaketnya yang berada di atas meja belajar lalu memakainya sambil menatap Gita yang memasang muka kesal karena tidak mendapat jawaban. "Gue mau sekolah, lo mau ikut atau mau di sini aja?"

"Gue mau pulang."

"Lo ngga ngerti bahasa Indonesia?"

"Gue mau pulang," Gita bersikeras dengan jawabannya.

"Mau ikut atau di sini?" Alfa sengaja menekan setiap kata, menjelaskan secara tersirat bahwa opsi yang ia berikan tidak dapat diganggu gugat.

"Gue mau pulang, Alfaaaaa" jerit Gita dengan suara tertahan.

"Oke kalau mau di sini," Kata Alfa tidak nyambung dengan jawaban Gita, "Tenang nanti gue izinin sama guru kelas kalo lo lagi sakit hati," tambahnya seraya meraih kunci motor dan mencangklokkan tas ranselnya di pundak.

"Semerdeka lo deh," ujar Gita sambil menenggelamkan wajahnya ke bantal yang ada di pangkuannya.

Ada senyum samar tercetak di bibir Alfa kala Gita kalah melawan ucapannya, "Bunda gue ada di bawah, kalo mau makan langsung aja ke dapur, lo bukan ratu yang mesti disediain kalo mau makan," Pesan Alfa sebelum keluar dari kamar.

Mendengar suara pintu tertutup, Gita langsung bangkit dari tempat tidur, bersiap melarikan diri dari sarang penyamun.

"Coba aja kabur, gue ngga bisa jamin Kiwi aman di tangan Gilang," ancam Alfa dari balik pintu.

Ah sial! Alfa memang paling bisa membuat lawannya menyerah tanpa perlawanan.

@@@

Suara pisau mencumbu talenan membuat langkah Gita terhenti, ditatapnya punggung seorang wanita yang tengah menyiapkan masakan padahal waktu sudah menunjukkan angka delapan. Sesekali wanita itu mengecek masakannya yang ada di atas kompor, memberi beberapa bumbu lalu mencicipinya dengan sendok, tersenyum singkat saat masakannya dirasa pas untuk dimakan.

Bagaimana bisa seorang Alfa menjadi anak seorang wanita yang kini berada di depan Gita, wanita yang menurut Gita nyaris sempurna, cantik dan mengurus keluarga dengan baik, tapi kenapa anaknya seperti jurik?

Gita berdehem untuk menyadarkan ibunda Alfa akan eksistensinya, melanjutkan langkahnya kala ketika wanita itu memberi isyarat kepadanya untuk mendekat. "Tante ngga kerja?" Tanya Gita berbasa-basi.

"Kerja, tapi masak dulu soalnya Alfa suka ngga mau makan kalo bibi yang masak," Terang Khairana seraya mengambil sekotak susu cair dari dalam kulkas lalu menuangkannya kedalam gelas, "Diminum Git."

"Makasih," Gita menerima segelas susu yang disodorkan Khairana, memainkan telunjuknya pada bibir gelas tanpa berniat meminumnya. "Hebat ya tante, karir sama keluarganya sejalan," ucap Gita tanpa menunjukkan ekspresi sedih di wajahnya, bahkan sedetik kemudian ia tersenyum pada Khairana yang melihatnya dengan tatapan mengiba.

A Gift From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang