Menu 22 : Gengsi

540 32 17
                                    

Happy 2k! Ngga nyangka belum sampe setahun udah 2k aja yang baca :)

Berbekal sogokan dua pack rokok untuk satpam, Alfa bisa melenggang masuk ke area sekolah tanpa hambatan. Hal seperti ini sudah biasa, maka ketika ia berjalan dengan celana selutut dan kaus hitam yang dilapisi jaket tidak membuat beberapa murid yang sudah keluar kelas tidak menghentikan langkahnya untuk bertanya ke mana seragam Alfa. Guru yang berpapasan pun sudah malas bertanya ke mana perginya Alfa saat pelajaran berlangsung, karena cowok itu pasti lebih memilih dihukum daripada menjawab pertanyaan yang diajukan.

Alfa berjalan gontai menuju kelasnya, Canggih –sang ketua kelas- yang kebetulan berpapasan dengannya di lorong menyambutnya dengan senyum hangat. Hanya tepukan yang mendarat di pundak Alfa, lalu Canggih melanjutkan langkahnya tanpa banyak bertanya.

Dari daun pintu kelas Alfa dapat melihat Gita dan Kiwi yang sedang merapihkan barang di meja mereka. Sesekali kedua cewek itu tertawa kecil. Sepertinya topik yang mereka bicarakan sungguh menyenangkan.

"Mereka waktu SMP jadi geng paling famous kali yak? Gila Kendra aja gantengnya luber gitu, gue paling seneng bagian matanya sih!" kata Kiwi berapi-api sambil berjalan ke keluar kelas. Alfa yang mendengar hal tersebut langsung berdehem keras sehingga mereka menyadari keberadaan cowok itu yang sejak tadi bersandar di pintu kelas.

"Hmm, ganteng." Jawab Gita sambil bertatapan dengan Alfa. Entah jawabannya itu untuk Kendra atau untuk sosok yang tengah menatapnya tajam. Sosok yang seringkali menghilang dan datang sesuka hatinya. Masih teringat jelas oleh Gita bagaimana cowok itu memeluknya begitu erat setelah ia bertemu dengan Kendra, bagaimana cowok itu melarangnya begitu tegas agar tidak bertemu lagi dengan Kendra. Sayangnya semesta seringkali bercanda, Kendra bertemu laginya dengannya saat acara keluarga.

Gita menghela nafas begitu saja saat ingatannya tertuju pada perjanjiannya dengan Kendra. Bagaimana ia bisa membujuk Alfa? Bercanda akan dijemput Kendra saja cowok itu langsung muncul dari antah berantah, apalagi ia berkata Kendra ingin bertemu dengannya di makam Clara, bisa-bisa cowok itu mengintrogasinya tentang bagaimana ia bisa bertemu lagi dengan Kendra padahal jelas-jelas cowok itu telah melarangnya.

"Tolong jangan buat gue merasa ada di tengah-tengah alien." Kiwi membuyarkan keheningan yang tercipta. "Lo jadi mau bareng gue atau bareng Alfa?"

"Bareng lo lah! Yakali dia dateng buat jemput gue. Mau ketemu temennya kali tuh yang ambekan," jawab Gita sambil membetulkan letak tasnya.

"Katanya bareng Kendra," Alfa bersuara. Kali ini ia sudah menegakkan posisi tubuhnya.

"Katanya lo ngga suka," jawab Gita dengan tampang cemberut. Membuat Alfa tidak kuasa untuk tidak mengacak rambut cewek itu dengan tangannya. Andai tidak di sekolah, ingin sekali Alfa membawa Gita ke dalam pelukannya.

Kiwi yang berada di antara keduanya hanya bisa memutar bola mata, walaupun hanya tepukan di kepala tetap saja membuat dirinya iri sampai ujung dunia. Oke, ini berlebihan. Salahkan saja kenapa Kiwi jomblo terlalu lama sehingga ia mudah iri dengan hal remeh seperti yang Alfa lakukan sekarang.

"Tolong jangan buat gue merasa jadi jomblo paling nista," protes Kiwi lagi yang langsung mendapat jitakan dari Gita. "Tadi yang bales line lo tuh si Gita," Kiwi dengan lancangnya membuka rahasia. "Kode banget minta di awww..." Kiwi berteriak saat Gita dengan sadisnya mencubit pinggangnya.

"Kan lo yang nyuruh tadi kambing!" Kata Gita tidak terima dengan penuturan Kiwi. Enak saja! Bisa-bisa Alfa akan salah paham padanya.

A Gift From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang