Part yang Hilang

467 16 7
                                    

Buka file lama lalu ada beberapa bagian yang sengaja saya hilangkan. Karena dibuang terlalu sayang dan lagi sayang-sayangnya dibuang itu menyakitkan, maka saya putuskan untuk mempublikasikan *halah*

Ini cerita awalnya yang Gita diantar papanya ke sekolah tapi ngga papanya ngga bisa jemput lagi dan sebelum diposting saya edit sedikit soalnya narasinya kacau sekali -_-


Gita duduk di halte dekat sekolah, pikirannya melayang entah kemana, kalau Dirga masih pacarnya mungkin cowok itu yang akan mengantarnya pulang, tapi segera Gita langsung tepis bayang itu, ia tidak memungkiri bahwa dirinya sering menangisi Dirga setiap malam, bayang manis tentang sang mantan tidak mungkin ia lupakan begitu saja, Dirga yang sangat manis, Dirga yang penuh kejutan dan Dirga yang pengertian, dan lagi-lagi selalu cowok itu yang memenuhi isi di kepalanya. "Bisa gila gue," ucap Gita pelan.

Ada sebuah metromini lewat di depan halte, tanpa pikir panjang Gita langsung melambaikan tangannya agar metro tersebut berhenti, lalu ia masuk ke dalam metromini dengan wajah terkejut, selain penumpang ternyata ada pengamen dan orang meminta sumbangan ikut berdesakan di dalam metromini. Karena tidak bisa menemukan kursi kosong, akhirnya Gita terpaksa berdiri di depan pintu metromini, padahal ini pertama kalinya Gita naik angkutan umum, selama ini dirinya selalu terkurung dalam zona aman yang disediakan oleh orangtuanya.

Dalam perjalanan di dalam metromini pikiran Gita masih dipenuhi oleh sang mantan, lalu tiba-tiba saja metromini itu mengerem mendadak dan Gita yang sedang melamun pun langsung terhuyung ke belakang, untung saja ada orang yang siap menangkap tubuhnya, kalo tidak ada orang itu mungkin Gita sudah terpental ke jalan raya karena Gita berdiri tepat di pintu metromini.

"Lo?" kata Gita setelah melihat orang yang menangkap tubuhnya.

"Kalo ngga biasa naik angkutan umum jangan sok tau, kalo lo jatoh bisa mati tau ngga?!" omel Alfa ketika tubuh Gita sudah berdiri sempurna.

Alfa yang melihat Gita masuk metromini langsung menitipkan motornya pada penjaga sekolah, lalu cowok itu ikut masuk ke dalam metromini yang Gita tumpangi, karena asik melamun cewek itu tidak menyadari kehadiran Alfa di belakangnya.

"Bukan urusan lo! Lagian ngga ada tuh yang peduli sama hidup gue!" jawab Gita dingin.

Alfa langsung langsung mencekal tangan gita, mengetuk pintu metromini sebagai isyarat ingin turun, dengan cepat Alfa menyerahkan selembar uang pada kenek metromini dan mengajak Gita turun dengan paksa.

"Lepasin tangan gue, sakit! Ngapain sih lo ngajak gue turun? rumah gue masih jauh," kata Gita sambil terus berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Alfa.

"Lo tuh bego ya? lo salah ngambil jurusan, kalo bego jangan kebangetan!" omel Alfa.

Gita langsung menatap cowok yang ada di hadapannya heran, masa sih ia salah naik metromini? memang sih ini pertama kalinya dia naik angkutan umum tapi apa iya sebego itu?

"Gue tuh tadi mau.....um mau ke rumah temen!" jawab Gita ngeles, sama sekali tidak ingin mengakui kebodohannya di hadapan cowok itu.

"Kalo bego ngaku aja, jangan sok pinter" kata Alfa kesal.

Sebenarnya Alfa bukanlah sosok cowok yang akan peduli dengan urusan orang lain, tapi saat melihat cewek itu masuk ke dalam metromini ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Bukan karena takut Rahadian marah karena ia telah gagal menjaga Gita, ini hanya soal ia tidak bisa menurunkan rasa cemasnya.

"Iya gue salah, lepas tangan gue!" ucap Gita sambil mengakui kesalahannya "Kok lo bisa di belakang gue? Motor lo mana?" selidik Gita, karena tadi cowok yang ada di hadapannya sempat mengajak pulang bareng dengan motor.

A Gift From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang