EXTRA PART 4 : Salah Lagi!

490 22 2
                                    

Selain menangis, keahlian Gita di depan Alfa adalah membungkam mulutnya rapat-rapat ketika kesal. Membuat Alfa harus ekstra memutar otak untuk kembali mencairkan Gita yang keras kepala.

Sudah 3 hari Gita ditinggal Alfa ke luar kota dan selama 3 hari itu pula Gita mengabaikan semua pesan dan panggilan Alfa. Larangan menonton konser salah satu boyband Korea saja sudah membuat Gita naik darah, lalu ditambah Alfa meninggalkan Gita hanya pamit lewat chat WhatsApp dengan alasan Alfa tidak tega membangunkan Gita yang tengah terlelap di hari yang sama, membuat amarah Gita semakin berada di puncak Himalaya.

Sejak 5 bulan pernikahan mereka, ini pertama kalinya Gita ditinggal berhari-hari oleh Alfa. Membuat orang-orang di sekitar Gita dibuat kesal dengan tingkah Gita yang uring-uringan tiga hari belakangan.

"Lo udah testpack belum sih?" Keira -teman sekantor Gita- mengeluarkan pertanyaan ketika siang ini mendapati Gita hanya mengaduk makanan tanpa selera di warung soto yang terletak di sebrang kantor.

"Udah, masih negatif kok." Jawab Gita tanpa melepas pandangan dari makanan yang kini terlihat tidak layak untuk dimakan.

"Kapan terakhir lo ngecek?" Cecar Keira lagi.

"Lupa. Lagian kenapa sih lo kepo banget? Gue sama Alfa masih santai kok. Masih lima bulan juga kita nikah."

"Ih bukan kepo," Keira gemas sendiri dengan jawaban Gita, kalau tebakannya meleset ia janji akan mendorong Gita sampai tersungkur ke lantai. "Lo tuh akhir-akhir sensi banget soalnya. Kayak ibu hamil tau ga?!"

Bola mata Gita berputar jengah mendengar tuduhan tidak masuk akal dari teman satu divisinya itu. "Gue tuh sensi karna ditinggal laki bukan lagi isi. Sok tau banget lo kayak ibu-ibu komplek!"

"Makanya tuh telfon diangkat!" Keira menunjuk ponsel Gita yang bergetar menampilkan nama Alfa dilayar. "Kangen tapi gengsi, kayak abg baru netes lo!"

"Bodo amat! Siapa yang ngga kesel coba dipamitin lewat chat terus bilang aku harus ke Jogja sekarang, ngga lama kok, kalo urusan kantor kelar aku bakal cepet pulang, aku mau bangunin kamu ngga tega soalnya. Cepet pulang tuh sehari! Ini berhari-hari!" Ucap Gita berapi-api, "Jalan kaki kali dari Jogja ke Jakarta makanya lama!" Saking kesalnya Gita sampai membanting sendok ke meja dan menjadi pusat perhatian sesaat.

"Yeeee jangan ngegas dong Maemunaaah!" Sahut Keira sambil tertawa, sama sekali tidak menaruh simpati pada penderitaan temannya. "Serius deh, Git. Mending lo sekarang ke apotek terus beli testpack. Kalo negatif lagi nanti gue traktir buat ngehibur lo deh."

"Serius?"

"Iyaaaa bambangggggg."

*

Hari keempat tanpa Alfa membuat Gita semakin tidak jelas maunya apa. Kejadian setelah mengikuti saran Keira untuk testpack membuat moodnya terjun beban ke dasar lautan. Ia ingin bicara dengan Alfa tapi rasa kesalnya membuat Gita urung mengangkat panggilan dari suaminya itu.

Pagi ini Gita malas berangkat kerja tapi juga terlalu malas sendirian di rumah tanpa Alfa. Pada akhirnya ia hanya mandi ala kadarnya, berpakaian semaunya dan memesan ojeg online untuk mengantarnya bekerja. Gita tidak ingin membawa mobil sendiri apalagi dalam keadaan moodnya yang tidak stabil.

"Assalamu'alaikum."

Salam itu terdengar tepat ketika aplikasi ojeg online Gita menampilkan notifikasi sudah mendapat pengemudi.

Gita hanya menjawab salam dalam hati, sekesal-kesalnya Gita pada pria yang kini berjalan ke arahnya dengan raut wajah lelah, ia tetap paham kalau menjawab salam wajib hukumnya.

"Suami pulang bukannya dipeluk malah cemberut," Alfa mencoba berkelar, sayangnya hanya direspon Gita dengan tatapan datar.

Alfa mencoba bersabar, ia mempersempit langkahnya hingga kini berada di depan Gita. "Masih marah?" Tanya Alfa seraya menggerakan tangan untuk mengusap kepala Gita tapi langsung ditepis begitu saja oleh istrinya.

A Gift From GodWhere stories live. Discover now