Part 18 : Cowok di Halte

499 32 2
                                    

Ada yang gue lupa, kalo kelas tiga itu disebut kelas dua belas yak? wkwkwk lupa banget,  jadi di part ini gue benerin kalo Gita dkk itu di kelas XII Sosial 1. Happy reading :)

Terik matahari tidak menyurutkan tekad seorang cowok yang sedang menunggu gerbang SMA Surya terbuka, sengaja ia datang 30 menit sebelum jam kepulangan agar dapat bertemu dengan orang yang ingin ditemuinya. Segerombolan murid SMA Surya sudah terlihat berjalan menuju gerbang yang sebentar lagi akan terbuka ketika jarum jam tepat di angka tiga. Cowok itu melangkah ketika gerbang sudah terbuka, mengabaikan tatapan banyak orang yang ingin tau kenapa murid dari sekolah tetangga berani masuk ke area SMA Surya.

Dengan mata coklatnya, cowok itu memperhatikan satu persatu murid SMA Surya yang berjenis kelamin perempuan, namun sudah sepuluh menit berlalu belum juga ada tanda-tanda orang yang dicarinya berjalan menuju gerbang. Tidak mungkin orang yang dicarinya naik kendaraan umum, karena sebelum memberanikan diri masuk kandang macan, ia sudah mengintai dan memastikan orang yang ingin ditemuinya selalu dijemput tepat di depan gerbang.

Bisik-bisik terdengar jelas dari beberapa siswi yang lewat ketika cowok itu sudah memasuki area lapangan, terdapat beberapa siswa yang sedang berebut bola berwarna orange untuk dimasukkan ke dalam keranjang. Menjadi pusat perhatian membuat cowok itu jengah, ia merutuki diri yang lupa memakai jaket untuk menutupi seragamnya. Anak SMA Dua Bangsa berada di area SMA Surya tentu saja bukan hal yang lumrah.

"Eh tunggu," cowok itu menghentikan langkah salah satu siswi yang sedang jalan seorang diri. "Lo liat Gita?" tanya cowok itu basa-basi, karena cowok itu tau dengan pasti kalau orang yang ditanyanya merupakan teman dekat Gita.

"Gita yang mana nih? Kelas sepuluh, sebelas atau duabelas? Yang namanya Gita banyak."

"Duabelas,"

"Duabelas sains atau sosial?" tanya Kiwi lagi, tentu saja ia sengaja tidak langsung memberi tau kalau dia sangat kenal dengan yang namanya Gita, karena memang hanya ada satu nama Gita di kelas duabelas.

"Sosial," jawab Kendra singkat, menahan diri untuk tidak menembak kalau Gita yang sedang dicarinya itu adalah teman sebangku orang yang kini sedang ditanyainya.

"Sosial satu, dua, tiga atau empat?"

"Intinya lo kenal Gita, ngga?" tanya Kendra yang mulai kesal karena Kiwi tidak juga memberi jawaban yang pasti. "Gita yang deket sama Alfa, kenal? Gue tau di sekolah ini cuma ada satu yang namanya Alfa, ya!" Kendra memberi penekanan sebelum Kiwi kembali bertanya Alfa yang mana padanya.

Kiwi cengengsan, malu karena ketahuan berbohong. "Kurang tau sih, tadi gue ngga masuk kelas soalnya. Lo tanya aja Alfa kalo emang kenal sama dia, ribet amat pake cari-cari," Kata Kiwi seenaknya.

"Kalo bisa tanya juga ngapain gue tanya lo," jawab Kendra keki, efek terik matahari membuatnya cepat emosi.

"Yeee ngegas!!" bola mata Kiwi berputar sebal, lalu ia berjalan meninggalkan Kendra begitu saja di belakang sambil misuh-misuh tidak jelas, sampai ia tidak menyadari ada orang di depannya dan menabrak punggung orang tersebut dengan keras.

"Kalo jalan pake..." Gilang yang menjadi korban menelan kembali omelannya ketika melihat siapa pelakunya saat membalikan badan. Namun ketika Kiwi meminta maaf, Gilang sama sekali tidak meresponnya, matanya justru menatap ke depan melihat sosok yang sangat familiar untuknya. "Lo kenal sama anak SMA Dua bangsa yang itu, ya?" tanya Kiwi yang sudah melihat ke arah yang ditatap oleh Gilang.

Alis Gilang bertautan mendengar pertanyaan Kiwi, "Ngga. Jangan deket-deket dia, Wi." Kata Gilang tanpa melepas pandangannya.

"Yah telat,"

"Jangan bilang lo udah tukeran kontak sama dia, mana sini hape lo." Gilang menyodorkan tangannya untuk meminta ponsel Kiwi. "Ngga ada ceritanya ya lo deket sama dia."

A Gift From GodWhere stories live. Discover now