2.

33.1K 1.9K 28
                                    

Senja sudah berganti menjadi gulita. Titik air hujan baru saja selesai berjatuhan, hari ini Terpaksa Ayraa meninggalkan pekerjaannya di Apotek karena Mamah nya ingin dirinya untuk segera pulang.

Ya walau sebenarnya Apotek seharusnya sudah tutup sejak jam lima sore tadi karena Dokter Dennis sedang ke luar kota. Namun Ayraa masih saja mengerjakan pekerjaannya.

Tapi debaran di jantungnya menandakan bahwa dirinya tak siap untuk pulang. Tidak siap untuk bertemu dengan Pria dan keluarganya yang tempo hari sudah bertemu dengan kedua orang tuanya.

Setelah memarkir rapih motor matic kesayangannya. Ayraa langsung bergegas masuk ke dalam, karena udara begitu dingin sekali di luar.

"Assalamualaikum.." Salamnya ketika masuk ke dalam rumah. "Wa'alaikumsalam.. Basah gini dek. Biar Mas siapin air hangat ya buat kamu mandi." Ayraa hanya mengangguk sambil tersenyum. Beruntungnya dia memiliki abang yang begitu perhatian dengan dirinya.

Ayraa pun bergegas ke dalam kamarnya. Jangan sampai nanti keluarga Pria tersebut melihat keadaannya sekarang. Kan gak sopan. Hehe

Setelah bersih-bersih Ayraa bergegas turun menemui Mamah nya.

"Kapan pulang Ay, kok mamah gak denger?" Tanya Mamahnya sambil sibuk menata makan malam.

"Tiga puluh menit yang lalu mah. Tadi Ay pulang sedikit basah kuyup jadi langsung ke kamar deh." Jelas Ayraa. Mamah nya hanya manggut-manggut tanda mengerti.

"Sini Ay bantuin mah." Ujar Ayraa yang langsung di cegah oleh mamahnya.

"Gausah. Mamah bisa sendiri, kamu mending ganti baju sana. Dikit lagi mereka datang." Suruh mamahnya yang langsung membuat Ayraa cemberut.

"Loh kok malah cemberut? Mamah salah ngomong ya?" Ujar Mamah nya merasa bersalah.

"Harus ya Mah aku nerima lamaran Pria itu? Bahkan aku aja gatau asal usulnya dia." Ujar Ayraa pias.

"Hmm, kalau kamu memang gak suka kita bisa bicarakan baik-baik nanti. Sekarang kamu ganti baju dulu ya." Ujar Mamahnya sambil mengusap rambut Ayraa.

🍃🍃🍃🍃

"Ay.." Panggil Faris yang sekarang sudah berada di belakan Ayraa.

"Kita turun yuk. Tamunya sudah datang." Ujar Faris. "Mas. Harus ya Mas?" Tanya Ayraa tak yakin.

"Apapun keputusan mu nantinya. Mas akan terus berada di samping kamu. Yuk kita turun, gabaik buat tamu nunggu" Ujar Faris yang membuat hati Ayraa sedikit hangat.

Suasana ruang makan saat ini terdengar begitu ramai. Kegugupan Ayraa semakin bertambah, kakinya begitu lemas ketika sudah sampai di meja makan.

Sesaat hening.

Ayraa menatap lurus pria yang akan melamarnya. Di dalam hatinya Ayraa membenarkan perkataan Rahma tempo hari tentang pria yang di jodohkannya. Rahma benar, pasien itu yang ngelamar gue. Pekik Ayraa dalam hati.

Di sisi lain.

Afwan tak bisa berkata-kata melihat Calon Istrinya terlihat sangat cantik dengan baju peach nya. Afwan? Iya Afwan. Salah satu Pasien yang waktu itu meminta nomornya Ayraa.

"Masyaallah Cantik sekali anak mu Rin" beralih dari lamunan, tiba-tiba Decak kagum itu terdengar dari mulut wanita paruh baya dengan pakaian Syar'i nya. Jujur saja Ayraa tersipu mendengar nya

Wanita itu pun melangkah mendekat ke arah Ayraa. Lalu Di peluknya Ayraa dengan sayang. Awalnya Ayraa kaget, tapi selanjutnya Ayraa hanya tersenyum hangat. Entah mengapa di peluk seperti ini Ayraa merasakan aura ke-ibuan yang kuat dari beliau.
"Ibu gak habis pikir bisa punya calon mantu seperti kamu. Ibu berharap penuh sama kamu, semoga kamu mau menerima bontot ibu ya, semoga juga kita bisa jadi keluarga yang utuh ya nak." Ujar Dina. Ibu dari Afwan. Di dalam pelukannya.

"Inshaallah bu," Balas Ayraa.

Setelah ibu melepaskan pelukannya dari Ayraa, kini giliran kakak-kakak Afwan yang berkenalan dengan Ayraa. Mereka begitu menerima Ayraa.
"Mbak berharap lebih sama kamu Ay." Bisik Silla lalu tersenyum hangat kepada calon Adik iparnya.

Sesi berkenalan pun selesai. Kini giliran mereka menyantap makan malam mereka.

🍃🍃🍃🍃

"Anak-anak mainnya di sini yuk sama Om Satya." Ujar Satya sambil menggiring keponakan-keponakan Afwan untuk mengikuti dirinya.

Oh iya, Satya, Rahma juga Nuri datang malam ini. Mereka tak mau menolak undangan dari Mamah nya Ayraa. Karena mereka juga ingin menyaksikan acara sakral ini.

"Baik, karena hari sudah mulai malam ya Jo. Alangkah baiknya kita percepat saja ya hehe. Langsung saja kita ke inti acara. Kepada De Ayraa, maksud kedatangan kami ke sini adalah untuk mengantar Anak bungsu kami Afwan Kaysa Wiratama untuk melamar De Ayraa. Bagaimana kesediaan de Ayraa?" Tutur Sigit-Ayah Afwan-.

Hening berpendar ketika Sigit menanyakan kesediaan Ayraa. Jujur masih ada keraguan di dalam diri Ayraa.

Afwan pun akhirnya angkat bicara. "Ayraa, mungkin terlalu cepat untuk aku melamar kamu, tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui bahwa Aku cuma manusia biasa. Yang bisa saja khilaf. Maka untuk menghindari ke-khilafan itu, aku ingin mengajakmu membangun mahligai cinta bersama dalam ikatan pernikahan. Aku tahu, ini terlalu cepat untuk kita, bahkan mengenal satu sama lain pun kita belum melakukan. Ketahuilah aku  Tidak begitu romantis aku juga bukan orang yang puitis. Ketahuilah juga Cintaku juga biasa saja, karena itu aku memerlukan kamu bersama sama untuk menjadikan cinta ini menjadi Cinta yang luar biasa, membangun istana surga bersama. maka dari itu. Ayraa Nazeefah Mahveen izinkan aku melamar mu. Hmmm.. Maukah kau menjadi istriku?" Tutur Afwan membuat semua orang yang ada di sana terpukau dengan penuturannya.

Hening sejenak. Ini pertama kalinya Ayraa merasakan seseorang menyatakan cinta kepada dirinya. Kedengarannya memang lebay, tapi ini benar adanya. Ayraa tak pernah bahkan sama sekali tidak pernah merasakan apa yang di rasakannya saat ini. Bagaimana bisa ia mempunyai rasa seperti ini.

"Ay?" Panggilan Afwan menyadarkan Ayraa dari keterkejutan atas tingkahnya Afwan.

Semua tampak tegang menunggu jawaban dari Ayraa.

"Kethuilah aku juga wanita biasa, dan hanya wanita yang punya cinta biasa. Tapi aku mau, cuma kamu yang me-luar-biasakan cintaku yang masih biasa. Dengan selalu membimbingku di jalan yang Allah Ridhai. Maaf kan aku yang telah khilaf jatuh kedalam pesonamu" Jawaban Ayraa barusan membuat semuanya berdecak kagum dan bernafas lega. Dan terlihat jelas pula raut wajah Afwan tampak begitu lega. Semoga pilihan Ayraa setelah sholat istikhoroh tidaklah salah. Aamiin.

Selepas mendengar jawaban Ayraa. Kini semuanya menentukan tanggal pernikahan mereka dan konsep resepsi pernikahan mereka.

Jangan lupaa di Vote 😊

Dear My Husband ✅Where stories live. Discover now