25.

24.2K 1.1K 76
                                    

Seperti biasa, dari seminggu yang lalu, setelah pulang dari kantor Afwan selalu membeli bunga untuk di bawanya menjenguk Ria yang belum juga bangun dari komanya.

Sesampainya di rumah sakit, Afwan tak segan melangkah menuju kamar dimana Ria di Rawat. Setelah sampai di dalam, Afwan mengganti bunga yang kemarin dengan bunga yang baru saja di belinya. Lalu mengambil kursi untuk berkomunikasi dengan Ria.

"Aku tau kamu kuat. Aku yakin keajaiban Allah itu pasti ada kok." Tuturnya sambil memandangi wajah Mantan tunangannya itu.

Tanpa sadar Afwan tersenyum Mengingat kejadian demi kejadian di masa lalu bersamanya, canda tawa yang selalu di persembahkan Ria kepada Afwan 3 tahun lamanya itu bukan hal yang mudah untuk di lupakan Afwan. Afwan tersenyum mengingat semuanya.

Walau Afwan tau, kini dirinya sudah memiliki seorang istri. Dan Afwan juga paham bahwa rumah tangga nya hampir saja kandas karena Ria. Tapi entah mengapa, perhatian Afwan tidak luntur begitu saja kepada Ria.

"Wan.." Panggilan Tia menyadarkan afwan dari lamunannya. "Sebaiknya lo pulang. Jangan buat istri lo begadang cuma gara-gara nunggu lo sampai rumah."

"Iya lo bener. Yaudah gue pulang ya kalau gitu." Tia mengangguk. "Lo hati-hati Ti. Kalau ada Apa-apa kabarin gue."

"Pasti." Tia mengacungkan ibu jarinya sambil mengangguk pasti.

"Gue balik." Ujar Afwan sebelum keluar dari ruangan.

Sebenarnya Afwan masih ingin berada di dekat Ria. Tapi apa daya, tanggungannya yang di rumah jauh lebih berarti. Terlebih Afwan sudah berjanji untuk selalu bersama Ayraa.

Ayraa. Iya.

Satu nama yang akan mengantar Afwan ke surganya Allah. Aaamiin.

🍃

Alunan musik klasik menemani perjalanan Pulang Afwan di tengah padatnya aktifitas warga ibu kota Indonesia. Sesekali Afwan bersenandung mengikuti ritme nada yang di keluarkan dari Radio moderen di mobilnya.

Kendaraan Afwan berhenti setelah melihat lampu hijau berubah menjadi merah. Begitu juga dengan kendaraan di samping kiri kananya.

Entah mengapa. Afwan tertarik dengan penumpang kecil di kendaraan yang berada di sebelah kanannya. Penumpang kecil yang sedang tertidur di pangkuan ibunya, pipinya yang cabi dan wajah yang menekuk pada dada membuat bibir balita perempuan itu agak sedikit mengerucut. Terlihat sangat menggemaskan.

Tanpa sadar Afwan tersenyum melihat ekspresi balita itu. Senyum Afwan tak berlangsung lama karena suara klakson di belakangnya yang menghentikan.

Afwan hanya bisa mendengus menanggapi ketidak sabaran pengemudi lain.

Mengingat anak kecil tadi. Afwan jadi berfikir apa anaknya dengan Ayraa akan selucu anak yang tadi? Kalau memang iya, sepertinya kantor Afwan akan pindah ke rumah. Supaya bisa terus dekat dengan buah hatinya. Haha.

Drttt.. Drtt..

Afwan menepi ketika ponselnya bergetar.

"Assalamualaikum Mas."

"Wa'alaikumsalam. Ada apa Ay?"

"Kamu masih di kantor?" terdengar nada khawatir dari seberang sana.

"Aku udah di jalan pulang sayang. Kamu kenapa belum tidur?" Tanya Afwan.

"Gimana mau tidur kalau kamu belum pulang. Hehe" gombal Ayraa.

Dear My Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang