T H E E N D.

31.8K 1.1K 89
                                    

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan (QS. Al-Ankabut : 57)
Jangan lupa puter lagu yang ada di mulmed ya 👆
.
.

Sesi empat bulanan pun sudah terlewat, usia kandungan Ayraa kini beranjak menuju kepala sembilan. Betapa senangnya Afwan ketika mengetahui setiap bulan perkembangan anaknya meningkat. Dan di prediksi bayi yang di kandung istrinya itu kembar dua. Mengingat perut Ayraa besar nya sedikit melebihi perut ukuran wanita hamil yang lainnya.

Masa-masa ngidam Ayraa pun Afwan lewati dengan sabar dan ikhals. Sifatnya yang suka berubah-ubah membuat Afwan belajar untuk mengendalikan emosi dan keegoisannya.

Afwan berfikir kalau semua Ini belum seberapa, kesabarannya akan teruji lagi jika nanti ia sudah menjadi seorang Ayah yang seutuhnya. Dan masa ngidam Ayraa ternyata di gunakan Afwan untuk melatih dirinya supaya bisa menjadi Ayah yang baik untuk buah hatinya kedepan.

"Ay.. Kamu udah sholat ashar belum?" Tanya Afwan yang baru saja turun dari lantai atas. Ayraa pun hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Serius banget sih nonton nya, emang lagi nonton apa sih?" Afwan mengambil posisi duduk di samping istrinya yang cemberut itu.

"Aku abis nonton film istri yang terlantar karena di tinggal suaminya seharian kerja." Jawabnya ketus. Afwan reflek mengangkat sudut bibirnya dengan mata membeliak.

"Emang ada ya film kayak gitu?" Tanya Afwan dengan nada ledekannya. Ia tahu bahwa kini Istrinya sedang ngambek akibat ia tinggal kerja seharian.

"Jangankan di film. Di dunia nyata aja ada.." balasannya kini mulai menajam. Afwan hanya bisa tersenyum mendengar nada cemburu istrinya itu.

"Biasanya sih kalau film cuma di bagian tengahnya aja yang menyedihkan. Akhir-akhirnya juga happy ending. Klasik itu mah.. Ya kan?" Afwan mencolek dagu Ayraa gemas.

Reflek, Ayraa menoleh dengan nada geramnya ke arah Afwan. "Iyalah, akhirnya happy ending. Orang suaminya mati, terus istrinya nikah lagi deh. Lebih cakep lagi suaminya yang sekarang di banding yang dulu suka ninggalin dia demi pekerjaan." Jawabnya sebelum membuang muka bak anak kecil yang sedang marahan dengan temannya.

Afwan sedikit tertawa. "Oh jadi kamu mau ya aku meninggal, terus kamu nikah lagi gitu? Hmm?" Ledek Afwan lagi.

Baru saja Ayraa ingin mengatakan Iya, tapi Ayraa mendadak kikuk. Karena Ayraa gak ingin Afwan meninggal. "Ihh kamu mah..." Dengusnya.

"Dih? Kok aku, bener kan kaya gitu.." Ledek Afwan sambil terus terkekeh.

"Ihh tau ah," Afwan malah tambah terkekeh melihat tingkah Ayraa yang semakin kesal dengan dirinya.

Siapa suruh menjebak Afwan, yang ide jail nya lebih dari seribu satu caraa. Haha.

"Yaudah jangan tambah ngambek gitu dong.. Maaf ya aku udah ninggalin kamu demi kerjaan.." pelukan Afwan tak di tolak Ayraa. Entah mengapa pelukan ini membuat Ayraa terhipnotis untuk memaafkan suaminya yang begitu menjengkelkan itu.

Tok.. Tok... Tok...

Suara ketukan dan salam dari balik pintu utama pun membuat Afwan dan Ayraa berhenti bermanja-manjaan.

"Biar Mbok aja yang buka Non, Den.." Ujar Mbok Sar yang datang dengan sapu di tangannya. Ayraa dan Afwan pun bangkit menuju ruang tamu ketika Mbok Sar memberitahu kalau yang datang adalah Rahma dan juga Satya.

"Rahmaaaaa..."

"Ayraaaaaaa..."

Pekik kedua perempuan itu berbarengan. Tapi bedanya, Rahma lari. Sedangkan Ayraa diam karena mengingat perut buncitnya yang sudah membesar.

Dear My Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang