6.

18.3K 1K 24
                                    

Setelah menempuh beberapa menit untuk sampai di sebuah Cafe tempatnya rapat. Akhirnya Afwan sampai juga.

"Selamat Pagi pak" Salam pelayan setelah membukakan pintu. Afwan tersenyum "Pagi" Balasnya.

Setelah itu Afwan melangkahkan kakinya menuju lantai dua, untuk menemui para klien-nya itu.
"Selamat Pagi pak Afwan. Apa kabarnya?" Sapa Seseorang ketika Afwan baru Saja menginjak Anak tangga yang terakhir.

"Alhamdulillah Baik." Balasnya sopan. "Maaf membuat Anda lama menunggu Pak." Ujar Afwan.

"Tidak apa. Saya juga di sini belum lama" Balas Frans yang tadi menyapanya. "Mari duduk Pak." Farhan mempersilahkan Afwan untuk duduk setelah selesai berjabat tangan dengan para Karyawannya.

Mereka pun memulai Rapat tentang project iklan yang akan di buat. Mulai dari konsep, lokasi sampai artis yang akan menjadi model iklan di project ini.

"Untuk Artis kalau boleh tau, siapa pak yang akan bergabung di project kita kali ini?" Tanya Afwan. "Sebentar lagi orangnya akan datang. Tadi dia mengabari saya kalau sudah sampai di parkiran pak." mendengar penjelasan dari Farhan. Afwan hanya mengangguk.

"Permisi. Selamat Pagi, maaf saya telat." Suara seorang wanita tiba-tiba memasuki area pendengarannya Afwan.

"Silahkan duduk Bu." Ujar Farhan menyambut wanita itu dengan baik. Afwan hanya terpaku menatap layar handphonenya yang mati. Dia berharap kalau suara itu hanya mirip dengan seseorang yang harus di hindarinya.

"Perkenalkan bu Ria, ini Pak Afwan. Pak Afwan ini bu Ria." Ujar Farhan setelah Afwan mendongak. Senyum yang tadi terukir indah di wajah Ria kini lengkungan itu lama kelamaan mendatar.

Harapan Afwan seketika sirna. Melihat wanita yang kini ada di hadapannya membuat ngilu hatinya. Kejadian 3 tahun yang lalu seakan terputar kembali, kenangan-kenangan dulu bersamanya kini terputar bak kaset rusak di keplanya.

"Ria." Ujar Ria mengembalikan suasana yang sedikit agak canggung. Tangannya yang terulur belum juga mendapat balasan dari Afwan.

"Afwan." Kata Afwan singkat. Akhirnya Afwan berbicara, tetapi hanya menyatukan kedua tangannya di depan dada.

Farhan yang merasa ada keganjalan di antara Artis dan Kliennya, akhirnya angkat bicara. "Baik, mari kita mulai rapatnya."

🍃🍃🍃🍃

Do'a Afwan terkabulkan, karena rapat dari kliennya tadi berjalan lancar dan cepat selesai.
Tapi kini dirinya masih memikirkan wanita yang baru bertemunya lagi tadi. Setelah 3 tahun dia pergi dan sekarang kembali lagi membuat Afwan menerawang bebas ke luar jendela kantornya yang langsung menyuguhkan pemandangan kota Jakarta. Dan memikirkan apa tujuan wanita itu kembali?

Tlittt..tlitttt..☎

Deringan Telephon membuat Afwan tersentak dari lamunan. Lalu ia mengangkatnya. "Ya?"

"Maaf pak saya Dita. Ada yang ingin bertemu bapak." Ujar Dita dari luar sana.

"Siapa?"

"Perempuan pak. Katanya sudah buat janji dengan bapak." katanya lagi.

"Baik. Suruh dia masuk."

Pintu terbuka. Wanita itu mendapati Afwan yang sedang membelakanginya dengan tangan kanan memegang cangkir.

Langkah demi langkah ia berjalan. Kini semakin dekat jarak antara dia dengan Afwan. "Aku fikir kamu lupa arah jalan pulang ke Indonesia. Aku fikir juga kamu sudah pindah kewarganegaraan." Kata Afwan. Yang langsung membuat Ria terdiam di tempatnya.

Afwan membalikkan tubuhnya menghadap Ria. Tapi wajah tampan itu tak terlihat utuh karena Afwan membelakangi matahari.

"Maaf." lirihnya.

"Dan aku fikir. Kamu udah lupa caranya minta maaf" Ujar Afwan telak.

"Aku tau Wan aku yang salah. Maka dari itu aku minta maaf ke kamu." Ujar Ria sendu.

"Kamu tau kan, kalau aku tidak pernah bisa marah sama kamu. Tapi sayang, kamu tidak pernah berfikir kalau aku bisa saja Benci sama kamu." Isakan Mulai terdengar ketika Afwan berbicara seperti itu.

"Aku tau Wan, aku itu wanita terbodoh yang ninggalin kamu demi karir aku di luar negeri. Waktu itu aku terlalu berambisi untuk mencapai puncak kesuksessan yang gemilang. Ketahuilah Wan. Aku sukses setahun setelah pernikahan kita batal, tepatnya aku yang membatalkan. Tapi jujur, di saat itu aku ingin kembali ke kamu dan memperbaiki hubungan kita, walau aku tau pasti keluarga kamu akan mengusir aku karena mereka sudah muak melihat aku. Tapi tekad ku tak surut memikirkan resiko apa yang nanti akan aku dapat. Baru saja aku ingin kembali ke Indonesia dan ingin memperbaiki hubungan ku dengan kamu, tiba-tiba mamah memberi tahu kalau ada seseorang yang melamarku. Aku menolak, aku bilang ke mamah kalau aku hanya cinta dengan kamu Wan. Tapi Mamah melarang aku untuk mengatakan nama mu dan mencintai kamu lagi. Sampai akhirnya aku di kembalikan lagi ke Eropa. Di Eropa aku hidup dengan lelaki itu, satu rumah dengannya tanpa status yang jelas." Ria menarik nafasnya sebentar.

"Lalu, pada hari itu. Ia memanggil ku untuk ke kamarnya. Sampai akhirnya---" Ria menangis dengan terduduk di lantai. Afwan dengan sigap membawanya ke Shofa.

"Aku... Gak kuat untuk menceritakannya Wan." Suara Ria tercekat tertahan tangisnya. Tubuhnya bergetar hebat. Sampai akhirnya Afwan membawanya kedalam dekapan hangatnya, berusaha memberi ketenangan untuk Ria.

Afwan tau kalau hatinya memang sangat amat sakit ketika Ria membatalkan pernikahannya dan juga pergi meninggalkannya tanpa kabar.

Tapi Ria sudah lebih sakit menanggung Karmanya. Maka dari itu Afwan tak mau menambah beban hidupnya Ria dengan membencinya. Karna ia tahu, saat ini Ria sedang butuh teman untuk men-supportnya dan Afwan juga tahu bahwa menyimpan dendam tidak lah baik.

"Jangan tinggalin aku Wan." Ujar Ria lirih. Afwan tak menjawab, tetapi mempererat pelukannya untuk Ria. Dan perlahan-lahan tangis Ria berhenti dan hanya menyisakan isakan di dalam lelapnya.

Perlahan Afwan membaringkan tubuh Ria di Shofa. Lalu Afwan membuka Jasnya untuk menjadikannya Selimut untuk Ria. Di rapihkannya anak rambut yang berantakan. Di usapnya bekas air mata Ria. Tapi tiba-tiba Afwan menjauhkan dirinya dari Ria.

'Bagaimana bisa aku jatuh cinta lagi dengan dirinya? Bagaimana dengan Ayraa? Ya Allah Maafkan Hamba yang telah khilaf. Astaghfirullahaladzim' Batin Afwan berteriak menyesal.

Tanpa berpikir panjang, Afwan pun langsung mengambil ponselnya. Dan mendial nomor istrinya itu.

Jangan lupa Vote yaa 😆

Dear My Husband ✅Where stories live. Discover now