34.

23.2K 1K 46
                                    

Afwan pun cepat-cepat masuk ke dalam kamar. Dan akhirnya Kecemasan yang Afwan rasakan sekarang benar-benar terjadi.

Ayraa pingsan dengan wajah pucat pasinya. Tanpa pikir panjang, Afwan langsung memapah Ayraa untuk menuju rumah sakit.

Mungkin baiknya Afwan tidak memberitahu siapa-siapa dulu, karena bagaimanapun keluarga Ayraa pasti sedang gembira-gembiranya menikmati acara pernikahan Faris.

Laju kendaraan makin di percepat Afwan. Khawatir kalau tidak di tangani secepatnya, nanti Ayraa kenapa-kenapa.

"Bertahan ya sayang..." Afwan menggenggam telapak tangan Ayraa lalu menciumnya.

Rasa khawatir kini menggeluti relung hati Afwan. Bahkan saking khawatirnya, Afwan menerobos lampu marah. Hampir saja mobilnya menabrak pengendara sepeda motor.

Sesampainya di rumah sakit, Ayraa langsung di larikan ke ruang UGD. Rapalan doa-doa tak henti-hentinya di rapalkan Afwan untuk istrinya itu.

Afwan tak ingin wanita yang di cintainya pergi meninggalkan dirinya karena Afwan belum berhasil membahagiakan istrinya itu. Tak lama, suara pintu terbuka pun terdengar di telinganya. Afwan langsung buru-buru berdiri menghampiri pria paruh baya yang mengenakan jas putih.

"Bagaimana dok keadaan istri saya?" Tanya Afwan to the point.

"Anda suaminya?" tanya Dokter itu, Afwan pun langsung mengangguk pasti.

"Mari ikut saya ke ruangan.." Ajak Dokter yang Afwan lihat dari name tag nya bernama Doni darmawan.

🍃

"Dari hasil pemeriksaan, istri anda hanya dehidrasi dan kecapean. Maka dari itu anda harus menjaganya lebih ekstra lagi, jangan sampai kejadian ini terulang. Karena janin di dalam kandungannya bisa terancam." Ujar Dokter Doni di akhiri seulas senyum teduhnya.

"Janin?" Afwan mengulang satu kata yang ada di kalimat terakhir dokter Doni. Dokter Doni pun mengangguk seraya tersenyum.

"Iya.. Istri anda sekarang sedang mengandung. Usia kandungannya menginjak empat minggu. Saya ucapkan selamat" Ujar Dokter Doni memberikan selamat. 

Entah Afwan harus mengucap syukur berapa kali setelah mengetahui kabar gembira ini. Air matanya sempat menetes ketika dirinya melihat sang istri tengah berbaring di atas bangkar.

Kini Afwan mendekat dan duduk di sisi istrinya itu. Senyumnya tidak bisa lepas dari wajah Ayraa. Tangan kanannya kini menggenggam tangan Ayraa yang bebas dari selang infus. Sedangkan tangan kiri Afwan membelai wajah sang istri.

Sekarang ia tahu kenapa istrinya akhir-akhir ini bersikap kekanak-kanakan. Kalau kata orang jaman dulu namanya "Bawaan Bayi". Nah itu faktor penyebab Ayraa bersikap beda.

Karena terlalu senangnya mendengar kabar itu. Afwan sampai lupa mengabari keluarga istrinya itu.

Afwan pun beranjak dan mendekat ke arah jendela rumah sakit. Afwan mendial nomor telfon Mamah mertuanya itu.

Terdengar nada khawatir dari seberang sana. Afwan pun mencoba untuk menenangkan mertuanya itu. Tapi mertuanya malah tambah panik ketika Afwan memberitahu dimana dirinya sekarang. Baru saja Afwan ingin menjelaskan, mamahnya sudah meminta alamat lalu mengakhiri sambungannya.

Derap langkah kaki terdengar mendekat. Dan pintu ruangan pun tiba-tiba terbuka.

Nampak Mamah dan Papah mertuanya juga ada Ibu dan Ayah Afwan. Dan tak ketinggalan juga dengan keluarga Ayraa yang lain.

"Apa yang terjadi sama Ayraa Wan?" Tanya Mamah mertuanya itu panik. Terlihat Papah mertuanya kini menenangkan sang istri.

"Tadi waktu aku ke kamar, Ayraa udah gak sadarkan diri. Aku panik, takut terjadi sesuatu sama dirinya. Maaf aku jadi gak ngabarin Mamah sama Papah juga ibu sama Ayah..." Jelas Afwan.

Dear My Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang