21.

18.7K 1K 62
                                    

Hari ini Afwan sengaja tidak berangkat ke kantor. Karena ia ingin menghabiskan beberapa hari kedepan dengan istrinya di rumah ini. Ya walau pagi ini ia agak sedikit dingin dengan Ayraa. Karena kejadian semalam..

Setelah semalam ia mencuri ciuman istrinya itu. Walau sebenarnya itu hak nya dia sebagai suami. Tapi ciuman semalam juga menjadi pelajaran untuk Ayraa supaya tak lagi mengucapkan kata terlaknat itu.

Ada perasaan bersalah karena ia mencuri ciuman Ayraa. Ada rasa bersalah karena ia bisa bersikap dingin seperti tadi pagi. Tapi ada perasaan kesal yang membuat dirinya bersikap seperti itu.

Kesal karena Ayraa menyuruhnya berpoligami. Bahkan sampai menyuruh untuk menceraikannya. Afwan tidak akan pernah mengabulkan permintaan konyol Ayraa itu.

Tapi kini kekesalan itu berubah menjadi penyesalan ketika baru saja ia bertemu dengan Zidan. Sewaktu jogging.

Banyak penjelasan yang belum Ayraa jelaskan. Tentang kejadian semalam salah satunya. Setelah Afwan curhat dengan Zidan tentang pertengkarannya dengan Ayraa, Zidan tertawa lalu memberi tahu apa alasan Ayraa menyuruh Afwan berpoligami. Ya, karena itu rencana dari Zidan. Karena sesungguhnya Zidan dan Ayraa ingin tahu, apa Afwan masih memiliki perasaan dengan Ria atau tidak setelah Ayraa sudah pergi cukup lama.

Awalnya Afwan ingin marah dengan Zidan karena sudah menyuruh Ayraa menguji kesetiaan nya. Dan sampai mendiamkan Ayraa seperti tadi,. Tapi mengingat kejadian semalam, karena rencana temannya itu ia bisa mengerti juga kalau Ayraa sebenarnya butuh kepastian cinta darinya. Dan terlebih, karena dengan kata laknat itu terucap dari bibir Ayraa. Afwan jadi bisa melumatnya sampai dua kali. Haha. Thanks Dan-gumamnya.

-

Ayraa baru saja menutup telphon dari Mertuanya, ia menelphon hanya untuk memberitahu mertuanya soal hubungannya dengan Afwan yang sudah membaik. Ya walau sebenarnya ia tahu kalau Afwan sekarang masih marah dengan dirinya karena saran dari Zidan. Tapi Zidan sudah bilang kalau pagi ini ia akan menemui Afwan di kantor dan menjelaskan nya, mengingat Afwan tak mau ke kantor hari ini dan memilih jogging. Jadilah Zidan ikut-ikutan jogging.

Tapi ada satu hal yang sekarang membuat dirinya kelimpungan. Bagaimana tidak kelimpungan jika mertuanya meminta di buat kan cucu secepatnya. Ya, walau saran itu tercetus dari mulut Dina saja. Tapi Dina kan juga mertuanya bukan?. Jadi masih ada satu hal yang harus cepat-cepat Ayraa selesaikan. Huh.

Semalam di cium Afwan aja aku langsung mimpi kejadian itu. Bagaimana aku melakukan hubungan intim? Bisa-bisaaaa... Astagfirullahaladzim.-batinnya. Kepalanya kini pening.

"Non?" Tepukan Mbok Sar membuat Ayraa terkesiap.

"Astagfirullahaladzim. Ada apa Mbok?" Ayraa mengusap wajahnya kasar.

"Non kenapa? Non sakit? Mau Mbok buatkan teh hangat?" Ujar Mbok Sar pelan.

Ayraa tersenyum, "Aku gak kenapa-kenapa Mbok."

"Beneran?" Ayraa mengangguk. "Sini kaki Non. Biar Mbok pijat. Supaya relax." Kata Mbok Sar dengan logat jawanya, Ayraa yang mendengarnya hanya tertawa.

"Rumah tangga ya begitu non. Gak selamanya berjalan mulus, pasti ada aja kerikil kecilnya. Kalau mulus terus gimana kita bisa ingat Allah dan belajar? Ya kan?" Ayraa berfikir dan mengangguk membenarkan ucapan Mbok Sar.

"Kalau kita di kasih cobaan itu berarti Allah rindu dengan rintihan suara kita yang memanggil namanya. Rindu dengan rintihan doa'a kita. Maka jika kita tak mau di beri cobaan ya kita harus banyak bersyukur. Bukan begitu toh?" kata Mbok Sar yang membuat Ayraa tersenyum menatapnya.

"Kamu udah pulang Mas? Mau aku buatin kopi atau mau mandi dulu?" Mbok Sar berhenti memijat kaki Ayraa.

"Mbok kedalem dulu ya Non Den." Afwan tampak mengangguk.

Dear My Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang