27.

18.7K 1K 37
                                    

T Y P O   B E T E B A R A N !

Sudah hampir seminggu Ayraa berada pada posisi yang sama. Entah dapat ilmu dari mana Ayraa bisa kuat mendiami Afwan sampai saat ini.

Meski Afwan pulang tepat waktu, sering membeli makanan kesukaan Ayraa bahkan sampai ikut bebenah rumah setelah sholat subuh pun tak menyurutkan pendirian Ayraa untuk kembali normal seperti semula.

Ayraa tau ini dosa. Tapi sudah kali ketiga Afwan membuat kesalahan kepada dirinya. Beruntung Ayraa masih memberikan Afwan kesempatan Ke-3 setelah kemarin telah membohonginya.

Sungguh sebenarnya Ayraa merasa sakit hati dengan Afwan yang membohonginya tempo hari. Sekecil apapun alsannya Afwan tetap saja sudah membohongi dirinya.

Sesak juga rasanya ketika kata-kata 'Di dalam suatu hubungan itu gak cuma ada Cinta. Tapi kejujuran dan saling keterbukaan itu juga penting' terngiang begitu saja di pikiran Ayraa, dan Ayraa merasa semua itu hanya omong kosong belaka.

Begitu pun dengan Afwan. Jika Ayraa merasa sakit di bohongi oleh dirinya, Afwan merasa sakit karena di diami istri sendiri akibat ulahnya sendiri. *siapa suruh?-_-

Dan 'Bodoh' itu Satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan tindakan Afwan tempo hari. Sekarang yang tersisa hanya tinggal Sesal yang terus menggeluti pikiran dan relung hatinya.

Seharusnya dia jujur saja dengan Ayraa tentang kecelakaan Ria. Walau nantinya akan pahit, tapi jika di bandingkan. Pahitnya pasti tak sama ketika dirinya sudah kepergok bohong bukan?.

Terkadang penyesalan memang selalu datang di akhir.

"Mas." Panggil Ayraa akhirnya setelah lama mendiami Afwan.

Afwan yang di panggil pun langsung terlonjak kaget. "Kenapa Ay?" Tak bisa di sembunyikan pancaran rasa senang dari wajah Afwan.

"Tadi Mamah telfon. Katanya dua hari lagi Mas Faris mau lamaran." Tutur Ayraa.

"Oh iya, tadi Faris juga udah kabarin aku. Yaudah kamu siap-siap, besok kita ke rumah mamah pagi-pagi." Balas Afwan tenang. Ayraa hanya mengangguk dan berlalu tanpa menatap Afwan.

Afwan merasa sedikit agak lega dengan sikap Ayraa barusan. Ya, walau berbicara nya tak menatap dirinya, setidaknya Ayraa masih menganggap dirinya ada pun sudah cukup.

Kring... Kringg..

Deringan ponsel Afwan membuat dirinya berhenti tersenyum.

Dita?. Ada apa malam-malam begini telfon?- Gumam Afwan.

"Assalamualaikum pak."

"Iya ada apa Dit?"

"Maaf mengganggu waktu bapak malam-malam. Saya hanya mau mengingatkan saja kalau besok bapak ada rapat sama klien kita yang baru pak. Dan baru saja tadi pihak mereka mengabarkan kalau rapatnya di majukan satu jam. Jadi kita mulai rapat dari jam 8 pagi pak."

"Oh gitu ya. Mmm.. Baik urus saja kalau begitu."

"Siap pak. Delapan enam hehe."

Dear My Husband ✅Where stories live. Discover now