29.

25.5K 1.1K 37
                                    

Halohaaaaa?
I'm Back!

"Tia...." suara bariton itu membuat ketiga orang yang berada di depan pintu kamar Ria menoleh ke arahnya.

Wajah kusutnya membuat ketiganya heran. Terlebih dengan Afwan dan Ayraa. Bingung melihat sosok yang sedang berjalan ke arahnya.

"Ti.. Gimana keadaan Ria?" Tanya Zidan dengan nada yang terdengar bergetar.

Zidan? Iya Zidan. Seseorang Yang memiliki suara bariton itu.

"Mau apa lagi lo kesini? Belum puas udah bikin gue dan Ria menderita?! Hah?!" Rancau Tia di sela isakannya. Ayraa yang saat itu ada di sebelah Tia, kini di tarik Afwan untuk menjauh.

Baik Ayraa dan Afwan sangat kaget melihat Tia semarah ini. Sebenarnya ada hubungan apa antara Tia dan Zidan? Itu menjadi tanda tanya besar di kepala Afwan sekarang.

"Ti--"

"Apalagi sih yang lo mau? Hah? Apalagi? Apa ini belom cukup buat lo senang? Apa lo juga mau gue menderita kaya Ria? Iya?!" Rancauan itu tidak lagi terdengar memekik. Melainkan melirih penuh penekanan.

Tatapan nanar yang Tia pancarkan membuat Zidan semakin merasa bersalah.

"Apa selama ini belum cukup lo buat gue menderita? Gue udah gak punya orang tua Dan. Keluarga besar gue buang Gue dan Ria. Apa lo masih mau tambah penderitaan gue dan Ria? Iya?" Tanya Tia sendu.

"Gue tau ini semua salah gue. Tapi gue ke sini cuma mau--"

"Lebih baik lo pergi. Kedatangan lo itu cuma jadi bencana buat gue dan Ria tau gak." Potong Tia

"Tolong kasih gue kesempatan untuk ketemu Ria dan memperbaiki semuanya." mohon Zidan yang kini mendekat selangkah ke arah Tia.

"Percuma! Permohonan maaf lo itu gak akan bisa ngembaliin anak lo yang udah mati.!" balas Tia sengit dengan nada tinggi.

"Anak lo?" seketika Tubuh Zidan pun mendadak beku ketika mendengar nada tegas dari arah belakangnya.

"Maksudnya? anak yang selama ini di kandung Ria itu anak Zidan Ti?" Afwan menatap tajam Tia yang kini memalingkan wajahnya.

"Jawab gue" Pinta Afwan dingin.

Kondisinya disini bukan hanya Afwan saja yang kaget atas semua kenyataan yang baru saja di nyatakan. Tetapi Ayraa juga.

"JAWAB GUE TIA! APA ANAK YANG SELAMA INI DI KANDUNG RIA ITU ANAKNYA ZIDAN? HASIL HUBUNGAN TERLARANG MEREKA? JAWAB!" Kemarahan Afwan kini melonjak bebas. Tangannya sudah mengepal kuat sehingga menampakkan urat-uratnya.

"I--Iyaa Wan." Ujar Tia gagap. Sekuat mungkin dirinya menahan air mata tapi pada akhirnya meluruh juga.

Ayraa yang mendengar pernyataan itu dari mulut Tia langsung menutup mulutnya dan menangis. Ayraa tidak menyangka orang sebaik dan setampan Zidan ternyata adalah laki-laki brengsek yang takut menerima kenyataan.

Rasanya ingin di tarik saja kata-kata pujian darinya untuk Zidan itu.

"BAJINGAN!" pekik Afwan dengan tangan yang sudah menonjok wajah tirus Zidan. Zidan yang tidak mempunyai pertahanan apa-apa kini terhuyung dan akhirnya jatuh.

"BANGUN LO BRENGSEK!" Afwan kalut. jiwanya kini di kuasai emosi. Zidan yang masih terduduk di lantai dengan aliran darah segar dari sudut pipinya hanya bisa pasrah ketika Afwan menarik nya paksa untuk diri lalu pukulan itu pun di ulang nya lagi oleh Afwan.

Tubuh Ayraa yang baru pertama kali melihat orang berkelahi langsung merespon tidak baik, bibirnya bergetar. Kepalanya terasa berat dan pusing, matanya terus mengrejap menyesuaikan cahaya yang masuk bertubi-tubi. Kini tubuhnya merapat ke dinding. Tangannya pun meraba dinding untuk menahan dirinya.

Dear My Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang