3. Bertemu Keluarga Adrian (Valencia)

167K 10.1K 88
                                    

Perlu keberanian untuk mengambil langkah baru. Perlu menanggung risiko demi cerita baru.

||..||..||..||

Aku melirik Adrian yang tampak fokus dengan jalan dihadapannya sambil mengemudikan mobil.

Aku menarik napasku dalam. Apa yang harus kukatakan nanti pada Jono? Aku tidak ingin kehilangannya, kehilangan malaikat penolongku.

"Kau ada hubungan apa dengan adikku?" tanya Adrian tiba-tiba.

"Tidak ada," sahutku. Aku menolehkan kepalaku mengarah padanya. Menatapnya yang tampak tidak peduli dengan hal yang kami perbincangkan. Dirinya terlihat biasa saja saat menanyakan hubunganku dengan adiknya.

"Jujur saja," ucapnya dengan nada tegasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Kalian pacaran?" tanyanya lagi.

Aku menunduk. Tentu saja tidak. Itu adalah hal yang sangat mustahil. Jono mana mau dengan gadis malang sepertiku. Aku tahu, Jono selalu bersamaku hanya karena dia merasa kasihan padaku.

"Bukan," jawabku singkat.

Adrian mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Pembohong," gumamnya tajam.

Aku memilih diam. Lagipula, tidak ada gunanya juga aku membela diri, toh dia tidak akan percaya.

||..||..||..||

Mobil terhenti didepan sebuah bangunan yang cukup besar. Depannya terbuat dari kaca. Orang-orang diluar bisa mengintip isinya. Dijejeri berbagai baju dan perhiasaan yang kupastikan berharga fantastis.

"Ayo, cepatlah," ajak Adrian padaku. Aku dengan segera membuka pintu mobil dan berjalan mengikutinya dari belakang.

Adrian membuka pintu kaca tersebut dan mempersilahkan ku masuk. Kemudian, ada seorang wanita cantik menghampiri kami.

"Ini calon istrimu?" tanya wanita itu pada Adrian. Ia memandangku dengan senyuman lebarnya.

"Ya, Rachel. Mana semua yang kupesan kemarin?" jawab sekaligus tanya Adrian. Wanita itu, yang dipanggil Rachel, menggangguk cepat dan berjalan mendahului kami.

Sesampainya disebuah ruangan bagian belakang, Rachel mengeluarkan sebuah tas besar dan membukanya.

Rachel mengeluarkan banyak barang dari tas tersebut. Mulai dari 3 pasang cincin, 5 pasang baju pengantin, 5 pasang sepatu, beberapa aksesoris pernikahan dan lainnya.

"Pilihlah," pinta Rachel padaku. Aku mengangkat alisku tinggi dan menoleh pada Adrian.

"Saya yang pilih pak?" tanyaku padanya.

Adrian berdecak sebal dan menatapku pasrah, sedang Rachel mengeluarkan kekehannya.

"Benarkah gadis manis ini kekasihmu Adrian?" Rachel tersenyum menang kearah Adrian.

"Berhenti memanggilku pak dan memakai saya-anda. Kita akan menikah, sayang dan kita juga bukan sedang dikantor," ujar Adrian sambil menyengir lebar padaku, cengiran yang mengerikan.

"Ah.. emm iya maksud aku, aku yang pilih?" ulangku gugup. Adrian mengangguk mantap menjawab pertanyaanku.

"Memangnya, WO nya bilang dekorasinya menggunakan warna apa?" tanya Rachel pada kami berdua.

"Hitam putih," jawab Adrian singkat. Rachel mengganggukkan kepalanya mengerti dan meneliti setiap pasang baju pengantin tersebut.

"Kalo begitu, ini saja, gaunnya tidak terlalu ribet dan elegan juga jas hitamnya terkesan berwibawa," saran Rachel sambil mengambil sepasang baju pengantin itu dan menunjukkannya pada kami berdua. Aku mengerut bingung, menurutku semua pasang baju pengatin itu bagus-bagus bahkan aku sampai tidak dapat memilihnya.

Billionare's Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now