31. Tak Terduga (Adrian)

94.6K 5.8K 146
                                    

Matipun tidak masalah asal dirimu masih bernapas.

||..||..||..||

Suara getaran diponselku mengalihkanku dari kesibukanku akan perkerjaan kantor. Dengan cepat aku meraih benda pipih itu dan menggeser layarnya.

Kau sudah menentukkan temanya?
From : Valencia.

Tanpa sadar senyumku melebar. Dengan gesit kedua ibu jariku menekan berbagai huruf untuk membalas pesan singkat Valencia yang berkesan itu.

Sudah, aku sudah memilihnya. Jadi, bagaimana kelanjutannya?
To : Valencia.

Aku mengetuk-ngetukkan jemariku dimeja. Pekerjaan yang awalnya tadi menggelutiku, kubiarkan begitu saja teronggok malang diatas meja kerjaku. Apa peduliku? Karena hanya dengan sebuah pesan singkat saja, Valencia sudah berhasil merubah titik fokusku.

Tak lama kemudian, ponselku kembali bergetar.

Bagaimana dengan hari ini?, di cafe kemaren, jam 8 malam. Sore aku sibuk.
From : Valencia.

"Yes." Aku memekik senang. "Aw."

Disusul ringisanku. Tubuhku masih terasa berat, retak-retak, dan hancur. Pukulan ayah Valencia memang tidak ada bandingannya dari pada yang lain bahkan saat ayahku dulu memukulku dimana aku mengakui kelakuanku terhadap Valencia rasanya tak separah ini, mungkin inilah yang namanya kekerasa dalam rumah mertua.

Aku tersenyum kecil mengingat kejadian 3 hari yang lalu.

Saat itu, rasa rinduku sudah benar-benar tidak bisa dibendung lagi dan mengingat Valencia yang sudah mengandung anakku membuatku nekat kerumah Valencia demi menemuinya. Lalu Kenyataannya, bukan Valencia yang kutemui melainkan ayah tercintanya yang tak kalah sangarnya dari ayahku.

Ayah Valencia sempat membentakiku dan menyuruhku pergi. Tetapi, dengan keras kepala aku tetap berdiri dihadapannya dan berusaha tahan dengan tatapan mengerikannya.

Aku mengatakan bahwa aku sudah menghamili anaknya. Aku pikir bila ayah Valencia tahu anaknya sedang mengandung anakku, bisa saja ayah Valencia jadi merestui hubungan kami. Tentu saja, sebelum mimpi manisku itu menjadi kenyataan aku menerima sebuah hadiah yang sangat indah akibat ulahku. Ayah Valencia begitu beringas memukuliku tiada henti. Tidak, bukan hanya memukul, tetapi juga menendang hingga aku hampir mati sekarat.

Didetik-detik menuju kematianku itu, ayah Valencia berhenti. Lalu, dengan tertatih aku menjelaskan semuanya secara terperinci dan jelas. Aku tidak bohong sama sekali, dan tidak menutupi apapun.

Dari awal pertemuanku dengan Valencia. Perasaanku pada Adine dulu. Kelakuanku pada Valencia. Hingga puncaknya, aku yang menghamili Valencia beserta tujuan dan motivasiku melakukan hal tersebut.

Pada akhirnya, ayah Valencia merestuiku. Dia bilang dia akan membantuku mendapatkan kembali hati anak angkatnya itu. Mungkin, karena dia melihat ketulusan dan keriusanku.

Dan terjadilah sekarang, sebuah kerja sama bodoh antar perusahaan yang sedang kulakukan dengan Valencia demi bisa bersama dengannya. Ini adalah saran dari ayah Valencia. Katanya, jika kami berdua membuat sebuah perjanjian bisnis, maka Valencia tidak akan bisa mengelak untuk berhubungan denganku. Dan saat itulah, aku bisa mengambil kesempatan untuk membuktikan keseriusanku pada Valencia.

Aku menggeleng tak percaya mengingat dukungan ayah Valencia bagiku. Setidaknya, aku mendapatkan hal setimpal setelah dipukuli habis-habisan oleh ayahnya.

Maaf, sebagian part sudah dihapus. Temukan Billionare's Wife di toko-toko buku kotamu! Terima kasih :)

Billionare's Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now