11. Kenyataan (Valencia)

132K 8.7K 138
                                    

Amnesia, penyakit yang paling kudambakan. Melupakan segalanya, menjadi seorang yang tidak mengetahui apa-apa.

||..||..||..||

Aku menaikkan kedua alisku, lalu menyengir lebar. Kata-kata Jono terdengar lucu bagiku.

"Jangan bercanda, Jono," kataku sambil terkekeh pelan. Aku menganggap apa yang dikatakan Jono barusan hanyalah lelucon semata. Adrian mempermainkanku? Yang benar saja!

"Aku menemui Adine," lanjut Jono pelan dengan hembusan napas berat diakhir kalimatnya seakan ia sedang memikul sebuah beban.

Aku menautkan alisku. Adine? Adikku? Bagaimana bisa Jono menemuinya? Memangnya, dimana dia sekarang? Selama ini bukannya, dia menghilang seperti ditelan bumi?

Jono mengambil beberapa amplop yang biasanya digunakan untuk menaruh dokumen penting dari dalam tas laptopnya yang berwarna hitam.

Entah karena apa ketika melihat amplop coklat itu, perasaanku yang tadinya senang langsung berubah seketika. Seperti ada sesuatu yang tidak enak untuk diketahui didalam situ.

"Buka saja," usul Jono yang melihatku terus memandang amplop itu.

Dengan perlahan aku meraih amplop tersebut, lalu membukanya. Ada beberapa kertas didalamnya. Semua kertas-kertas tersebut kukeluarkan dan kutaruh diatas meja. Keningku sedikit terkerut mendapati tulisan-tulisan tangan yang ada dibeberapa kertas tersebut.

"Memangnya ini apa?" tanyaku pada Jono. Jantungku berdetak cepat seakan sedang memperingatkanku bahwa ada hal buruk didalam kertas yang ada dihadapanku.

Jono memerhatikanku dengan gamblang. Aku juga mendapatinya beberapa kali menghela napasnya berat.

Ada apa sebenarnya?

Karena penasaran akhirnya aku mengambil kertas pertama yang berada paling atas dari antara semua tumpukkaan kertas-kertad lainnya dan mulai membacanya.

Hai darling... :)

Aku mengerut keningku bingung ketika membaca sederet kalimat pertama. Tulisannya ditulis langsung oleh tangan dan bukan ketikan. Baiklah apa ini? Surat pernyataan cinta?

Apa kabarmu? Aku begitu merindukanmu. Kenapa kamu menghilang begitu saja?

Ini surat apa? Untuk siapa dan dari siapa? Terlebih kenapa aku malah harus membacanya? Apa hubungannya denganku?

Aku ingin berhenti membacanya, tetapi ketika kulihat Jono masih setia menatapku dan seperti menunggu reaksiku, akupun kembali melanjutkan apa yang sudah kubaca.

Kalau kamu membaca ini, tolong kabari aku yahh.. aku benar-benar merindukanmu. Kamu tahu hidupku terasa hampa disini. Jangan lupakan aku dan jangan tinggalkan aku. Aku harap kau mengingat janjimu itu.

Berakhir itu isi pesannya. Tapi, tunggu, ada tulisan kecil yang tertulis disudut bawah kertas.

I miss you Adrian.
Your baby, Adine. Double A right?

Sejenak aku membatu. Kemudian, dengan cepat aku mengakat kepalaku dari ketas tersebut dan memandang Jono penuh tanya.

"I... i... ini," kata-kataku menggantung. Aku masih berusaha mencoba mengerti maksud dari surat itu. Adrian? Adine? Double A?

Jono tetap diam. Dia sama sekali tidak menyahutiku. Selang berapa detik, ia meraih satu kertas lagi dan menyodorkannya padaku.

Awalnya, aku merasa tidak perlu lagi membaca surat-surat itu. Lagipula, untuk apa? Untuk memperjelas segalanya? Supaya aku lebih sadar lagi bahwa Adine ternyata kembali mengambil pria yang kucintai. Tetapi, pada akhirnya aku kembali membaca kertas yang yang diberikan Jono.

Billionare's Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang