18. Benarkah? (Adrian)

133K 8.6K 257
                                    

Egois, cinta memang selalu egois.

||..||..||..||

"Kau milikku Valencia. Kau milikku," ucapku dengan keras kepala. Valencia terdiam membatu. wajahnya menegang mendengar perkataanku.

Aku kembali memfokuskan pandanganku pada jalan. Valencia menghela napasnya berat dan memalingkan wajahnya kearah kaca.

"Aku bukan milik siapa-siapa, mungkin nanti," ujarnya datar. Tanpa ada emosi apapun dibaliknya.

Mungkin nanti? Maksudnya siapa? Si Agas sialan itu?

||..||..||..||

Mom melipat tangannya didepan dada dan menatapku dengan pandangan membunuhnya.

Ini buruk.

"Joshua bilang kamu tidak tinggal serumah dengan Valencia. Apa itu benar?"

Aku dan Valencia sama-sama menutup mulut kami rapat-rapat.

"Uhmm... Ibu sebenarnya kami mau..."

Aku gelagapan, Valencia pasti ingin memberitahu mom tentang hubungan kami yang palsu ini.

"Kami mau pindah rumah, jadi Valencia ingin tinggal ditempat yang lebih tenang lingkungannya dan lebih kecil rumahnya. Katanya terlalu risih tinggal dirumahku sekarang. Ja... jadi Valencia lebih dulu pergi tinggal dirumah baru kami, sedangkan aku masih dirumah lama karena belum merapikan semua berkas-berkas," jawabku gagu dan terbelit-belit.

Valencia menautkan alisnya dan menatapku tajam seakan sedang memperingatkanku dan ingin memprotes apa yang baru saja kukatakan. Tetapi aku tidak mengacuhkannya. Aku berusaha terlihat setenang mungkin agar mom percaya.

"Benar begitu, Val?" tanya mom pada Valencia.

"Benar Mom," sahutku cepat-cepat.

Valencia menghela napasnya dan mengangguk mengiyakan. "Benar, Mom," katanya.

"Pindah rumah? Apa tidak berlebihan?" tanya mom lagi.

Aku menggeleng dan Valencia mengangguk.

"Aku hanya ingin Valencia nyaman, Mom," ujarku sambil merengkuh pundak Valencia.

Valencia tidak meresponiku. Dia malah mencoba melepaskan rengkuhanku dan menggeser tubuhnya agar berjarak dariku.

"Ahh terserah kalian saja, Mom menyuruh kalian kesini untuk menemani Mom karena dad berangkat."

Aku menggeleng pelan, tak menyangka bahwa mom semanja ini.

||..||..||..||

"Dri," panggil Valencia.

Aku menoleh, menatapnya dengan penuh tanya. Dan dri? Selama ini hanya Adinelah yang memanggilku seperti itu.

"Ada apa?" sahutku padanya.

"Uhmmmm." Valencia bergumam, lalu menghembuskan napasnya kasar. "Aku tidak tahan kita seperti ini. Aneh rasanya saat berada didekatmu. Aku bingung harus menganggapmu apa. Teman? Musuh? Aku rasa sepertinya kita harus memulai semuanya dari awal," ujarnya menatapku harap-harap cemas.

Aku hanya diam dan terus menunggunya kembali berbicara. Karena jujur saja aku sendiri pun bingung harus berkata apa padanya.

Valencia kembali bergumam, lalu mengangkat suara "Sebagai teman?" lanjutnya ragu.

Aku mengangkat alisku tinggi. Teman? Lucu sekali. "Bisa saja," jawabku.

Valencia tersenyum lega. "terima kasih dan kau sudah tidak membenciku lagi, kan?" tanyanya.

Billionare's Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now