Bab 12

18.8K 1.1K 9
                                    

Obor di sepanjang lorong istana membuatnya lebih terang saat malam hari, hentakan sepatu terdengar disepanjang lorong dengan sebuah sosok tinggi dan tegap pemiliknya.

Raja Lio berjalan di lorong istana yang sepi. Ia baru saja kembali dari rumah di pinggir danaunya. Menenangkan Bella yang telihat sangat sedih.
Raja Lio merasakan tubuhnya sangat letih setelah seharian melakukan kegiatan rutinnya.

"Yang mulia." seru seseorang dari belakang sang Raja, hal itu membuat Raja Lio membalikkan badannya. "Akhirnya kita bisa bertemu lagi."

"Karin?" orang yang berada dihadapannya itu tersenyum manis. "Sedang apa kau disini?"

"Meminta jawaban anda, yang mulia." jawabnya dengan mendekat ke arah sang Raja. Senyum manis terukir dari bibir gadis itu.

"Aku belum memanggilmu kesini 'kan. Itu berarti aku belum bisa memberikan jawabannya." jawab sang Raja tenang.

"Anda harus memberikan jawabannya sekarang." desak gadis itu.

"Dengar, Karin. Aku mengenalmu dari dahulu dan semua keluargamu yang licik itu, termasuk ayahmu yang menghianatiku di masa lalu, Menteri Kaari..." Sang Raja menghela nafasnya sebelum melanjutkan perkataanya kembali. "Dan kau yang datang beberapa hari lalu memberikan informasi penting, membuatku tahu jika kau berbeda. Tetapi dengan kau mendesakku dengan penawaran konyolmu itu, aku belum bisa." jelas Raja Lio tegas.

"Yang mulia, saya tidak memberikan penawaran waktu itu. Tapi saya menyuruh anda untuk melakukan hal itu..."

"Siapa kau sampai berani menyuruhku melakukan itu." potong Raja Lio dengan nada geramnya.

"Yang mulia, kau memang harus menjauhi Bella."

"Tidak-akan-pernah." tekan Raja Lio dengan pandangan tajamnya.

"Anda harus menjauhinya, karena saya sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jika anda tidak segera menjauhinya." balas Karin dengan pandangan menantang. "Saya akan menunggu jawaban anda. Tapi saya harap itu tidak terlalu lama. Saya permisi, yang mulia." Karin menunduk hormat pada orang yang berada dihadapannya kini.

Raja Lio memperhatikan Karin yang membalikkan badannya memunggunginya dan berjalan menjauh. Sang Raja menghela nafas panjangnya dengan sedikit memijat pelipisnya.

Raja Lio memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Melepaskan rasa letih ditubuhnya itu. Tetapi ia tidak sadar sepasang mata memperhatikan punggung sang Raja dengan kening berkerut di balik pilar istana.

Apa yang mereka bicarakan? dan juga mengapa Raja harus sampai menjauhi Bella? bisik orang itu dengan memperhatikan punggung sang Raja yang mulai menjauh.

---The King---

Kicau burung memecah keheningan di pagi hari, udara dingin menusuk kulit namun hal itu tidak mengurungkan para manusia untuk memulai aktivitasnya.

Hari ini Bella di perintahkan untuk pergi ke pasar untuk mengambil pesanan dari bagian dapur pada para pedagang di pasar. Bella dan kasim Cio berangkat bersama untuk pergi ke pasar yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dari istana.

Kasim Cio. Bella masih mengingat betul, kasim tersebut yang waktu itu memberikan kabar bahwa ia terpilih menjadi pelayan. Ia orang yang cukup menyenangkan, umurnya yang tidak terlalu jauh dari dirinya membuatnya tidak canggung meski baru berkenalan.

"Apakah kau senang di istana, Bella?" tanya kasim Cio dalam perjalanan mereka menuju pasar.

"Ya begitulah, ada yang menyenangkan maupun tidak. Kau sudah berapa lama menjadi kasim di istana?"

"Panggil saja aku, Cio. Cukup lama. Putri Lucy menolongku waktu itu. Aku yang tidak mempunyai siapa pun, hanya berkeliaran dijalan sampai aku bertemu putri Lucy, saat aku ketahuan mencuri roti karena kelaparan dipasar.." kasim Cio menghembuskan nafasnya sebelum kembali melanjutkan. "Putri Lucy waktu itu menyamar dengan pakaian penduduk biasa, walau aku sempat curiga karena wajahnya sangat berbeda, wajah seorang bangsawan." kasim Cio terkekeh kecil saat mengingat hal itu.

The King (Kingdom Series #1)Where stories live. Discover now