Bab 23

15.4K 1K 21
                                    

Maaf kalo 'rasa'nya kurang. Susah banget masukin itu 'rasa', udah deh. Selamat baca :)

---The King---

Selama seminggu Raja Lio masih disibukkan dengan tugas memimpin negerinya seperti biasa. Rapat dengan para petinggi negeri Lace atau dengan para kepala daerah, mengunjungi keadaan masyarakatnya langsung untuk mendengarkan keluhan mereka, Dan juga pertemuan penting lainnya.

Tapi ia tidak pernah merasakan lelah. Bagaimana ia bisa lelah jika sumber semangatnya selalu datang di waktu yang tepat.

Setiap malam saat semua orang sudah tidur, ia selalu bertemu dengan gadisnya. Siapa lagi jika bukan Rabella Anderson Westwood. Gadis cantik bertubuh mungil nan langsing, dengan rambut cokelat panjangnya.

Dan jangan lupakan mata biru yang mampu menghipnotisnya ditambah dengan bibir merah mudanya, jika saja Lion tidak menghormati gadis itu mungkin saja ia sudah mengecap bagaimana rasa bibir yang selalu menggodanya itu.

Seminggu berlalu ia melewati hari dimana ia berdamai dengan gadisnya, bahkan ia pun sudah menyatakan rasa untuk gadis itu. Tapi selama seminggu itu pula ia tidak dapat mempunyai waktu lebih untuk gadisnya.

Ia hanya dapat bertemu gadisnya di istal kuda, karena itu tempat yang aman. Setiap malam larut itu mereka hanya dapat menghabiskannya di tempat itu saja. Setidaknya, ia dapat bertemu gadisnya walau sebentar.

Seperti sekarang ini, mereka hanya berdua saja dalam istal kuda. Duduk di atas tumpukan jerami dan hanya ditemani cahaya obor yang tertempel di dinding istal.

"Melelahkan ya?" Bella mengusap kepala Lion yang bersandar di bahunya.

"Ya. Tapi setelah melihatmu, rasanya lelah itu hilang." gumam Lion dan memeluk Bella dari samping.

"Kau mencoba merayuku?" tanya Bella yang menahan senyumnya.

"Tidak." Lion semakin mengeratkan pelukannya. "Semua yang kukatakan itu benar adanya." ujar Lion tenang.

"Benarkah?" goda Bella.

Lion mendengus keras agar Bella tahu jika apa yang dikatakannya benar.

"Baiklah, aku percaya padamu." ujar Bella menyerah diiringi kekehannya.

"Lalu bagaimana dengan harimu?" tanya Lion dengan melepaskan pelukannya.

"Sama melelahkannya. Apalagi pesta dansa seminggu lagi, semua persiapannya harus cepat di selesaikan." Bella menghembuskan napasnya pelan.

"Itu pasti sangat melelahkan. Bagaimana jika kau kembali ke istana Yaree? Setidaknya pekerjaanmu tidak terlalu melelahkan disana." tawar Lion sambil mengusap kepala Bella.

"Setelah kau mengusirku dari sana, dan sekarang kau memintaku untuk kembali? Sulit dipercaya." pekik Bella dengan delikan mata untuk Lion.

"Ayolah, aku sudah meminta maaf untuk hal itu." rajuk Lion.

"Kau tidak pantas seperti itu." Bella mencubit pipi kiri Lion. "Aku tidak mungkin kembali ke istana Yaree, nanti apa yang akan dikatakan teman- temanku."

"Kau selalu saja memikirkan perkataan orang." dengus Lion yang beranjak dari duduknya.

"Lion, kau sendiri yang mengatakan jika saat malam pesta dansa aku akan dibawa pergi. Lalu untuk apa aku kembali ke istana Yaree, bahkan hanya untuk satu minggu." Bella hanya memperhatikan Lion yang sedang mengusap kuda kesayangannya.

"Setidaknya selama seminggu kedepan, kita tidak perlu bertemu disini lagi." Lion berbalik badan menatap Bella dalam.

"Kenapa? Kau tidak ingin bertemu denganku lagi?" sungut Bella kesal.

The King (Kingdom Series #1)Where stories live. Discover now