Bab 35

16.9K 1K 23
                                    

[18+] mohon kebijaksanaan dan pengertiannya pada para pembaca, karena bab ini terdapat banyak adegan kurang baik untuk dicontoh. Harap dapat memilah yang baik maupun yang tidak ☺☺☺☺☺

Cerita ini murni imajinasi saya dan tidak ada hubungannya dengan kejadian nyata atau apapun itu.

Selamat membaca 📖

---The King---

Ditengah gelapnya malam, Lion merenung diatas balkonnya. Semua orang dimalam hari itu tampak hilir mudik, hal itu karena Lion yang memerintahkan mereka.

Orang- orang yang mengabdikan dirinya untuk Lion itu sedang mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawa besok pagi.

Keputusan mendadak Lion itu membuat semua tampak sibuk, tapi mereka mengerti karena semuanya yang sangat mendesak. Jika tidak, maka negeri yang mereka cintai akan hancur, itu pikir mereka.

Lion memejamkan matanya sejenak. Ia meyakinkan dalam dirinya bahwa esok akan menjadi hari yang melelahkan, tapi apapun yang terjadi ia harus bisa memenangkan pertarungan esok untuk rakyatnya.

Suara ketukan pintu memecah keheningannya. Setelah dipersilahkan masuk, ternyata sang adik datang menghampirinya dengan raut wajah yang menahan amarah.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?" tanya Lucy yang sudah berada dihadapan kakaknya itu.

"Apa?" Lion balik bertanya dengan wajah datar.

Lucy menghela napasnya kasar.

"Apa kau berpikir jika aku tidak penting untuk mengetahui semuanya? Apa kau juga berpikir jika aku akan tenang saja disini, saat kau sendiri sedang menghadapi Raja Lorre itu? Aku bisa membantumu." runtutnya dengan semua emosi yang ia keluarkan.

"Dengar Lucy, aku tidak ingin kau bertindak bodoh lagi seperti yang lalu. Kau ingat saat aku berperang di negeri Gora, kau diam- diam masuk kedalam kereta penyimpanan barang tanpa sepengetahuanku. Dan ternyata kau dan tindakanmu hampir membuatmu meregang nyawa karena memaksa untuk ikut berperang. Apa kau berpikir jika aku akan memberitahumu lagi?" ujar Lion tak kalah kesalnya namun ia mencoba untuk menahannya.

"Dan karena itu kau tidak memberitahuku? Kau memerintahkan semua orang tutup mulut dan mengerjakan semua persiapan dilakukan dimalam hari?" tanya Lucy dengan menunjuk orang- orang yang berada dibawah balkon kamar Lion. "Dan karena itu juga kau akan berangkat di pagi buta 'kan?"

"Anggaplah seperti itu." jawab Lion dengan nada dinginnya.

"Padahal aku hanya ingin menjadi adik yang selalu disampingmu, membantumu. Aku selalu menyusahkanmu ya? Kau tidak pernah membutuhkanku 'kan? Baiklah. Teruskan itu. Aku tidak akan pernah mengganggumu lagi." ujar Lucy yang menahan tangisnya.

Ia menatap kakaknya sebentar sebelum ia berbalik pergi. Saat pintu kamar itu tertutup, Lion menghela napasnya lelah.

"Apa dia tidak mengerti jika aku tidak ingin ia terluka?" Lion mencengkram erat pagar pembatas balkon dibelakangnya.

---The King---

Lesso menuju ruang rawat kedua adiknya. Kondisinya sudah cukup lebih baik, karena sebisa mungkin ia harus mengumpulkan tenaganya untuk membantu Lion esok hari.

Kedua adiknya itu sedang tertidur lelap dengan wajah yang masih terlihat biru. Ibunya menunggu kedua adiknya, ia duduk dengan menatap jendela.

"Ibunda tidak istirahat?" tanya Lesso pelan dengan mendekat kearah ibunya.

Sang ibu menoleh kearah anak sulungnya itu yang sekarang sudah berlutut dihadapannya. Ia mengelus rambut anaknya dengan lembut.

"Kau sendiri mengapa tidak istirahat?" tanya balik ibunya.

The King (Kingdom Series #1)Where stories live. Discover now