Bab 29

13.6K 1K 58
                                    

Suasana Kerajaan Kalee cukup mencekam dalam beberapa bulan, saat para pangeran mereka pergi meninggalkan istana dengan membawa sebuah peti emas.

Tak ada yang tau kemana ketiga pangeran itu pergi, tapi yang di rasakan oleh para penghuni istana adalah kerajaan semakin dingin, bukan tanpa sebab tapi sang Raja menjadi lebih emosional.

Selama lima bulan itu bahkan sang Raja sudah menghukum lima belas orang dengan hukuman mati yang ia eksekusi sendiri. Ia tanpa segan melakukan itu.

Tapi di pagi yang mendung itu, kerajaan Kalee tampak berbeda. Para penjaga lebih banyak, dan lagi prajurit yang biasa hanya diterjunkan disaat tertentu, sekarang pun ikut berjaga.

Ada tamu yang tak diundang akan datang, mereka mendapat kabar. Jika penguasa negeri Lace menuju ke tempat mereka.

Raja Lorre cukup terkejut mendengar itu, tapi ia pun tidak menutup kemungkinan untuk bertemu Raja Lio.

Seorang penjaga memberitahu jika Raja Lio sudah datang dan akan menghadap. Raja Lorre cukup lama untuk memberikan ijin agar Raja Lio bisa masuk.

Saat pintu berwarna emas itu terbuka, masuklah seorang pria dengan wajah adonis ditemani dengan tiga pria dibelakangnya.

"Selamat datang Raja Lio. Senang bisa melihatmu di istanaku yang kecil ini. Dan Kaari, senang melihatmu lagi, ternyata kau diselamatkan Raja yang baik hati ini." sapa Raja Lorre dengan senyum pongahnya.

"Dimana gadis bernama Bella?" tanya Lion dengan wajah dinginnya namun penuh penekanan.

"Ah, kau kesini karena gadis itu? Bukankah kau sendiri yang sudah membawa dia?" ujarnya sinis.

"Jangan bermain- main denganku!" ucap Lion penuh peringatan.

"Bukankah kau sendiri yang membuat kekacauan di benteng pertahananku dan kau membawa gadis itu juga?! Kau yang seharusnya jangan bermain- main denganku!" balas Raja Lorre yang sudah berada dihadapan Lion.

"Ya, itu benar. Tapi orang- orangmu itu merebutnya paksa lagi."

"Aku tidak tahu dimana gadis itu berada dan akupun tidak peduli lagi!" desis Lorre.

Lion menghembuskan napasnya gusar.

"Jika kau mencoba menyembunyikan gadisku. Kau akan tahu akibatnya!" ujar Lion penuh penekanan.

"Jika aku tahu dimana gadis itu, aku akan menukarnya dengan hakku!"

"Hak mana yang kau bicarakan?" tanya Lion sinis.

"Tentu saja hakku dan ayahku yang seharusnya menduduki tahta negeri Lace. Tapi dengan tidak adilnya, tahta itu diberikan pada kakekmu." ujar Raja Lorre dengan penuh penekanan.

Mendengar itu Lion tertawa.

"Entah kau tahu yang sebenarnya atau tidak. Selain mencari gadisku, akupun ingin menunjukan sesuatu padamu." ucap Lion dan memerintahkan Sutta untuk memberikan sesuatu pada Lorre.

Lorre hanya mengerutkan keningnya saat orang yang diperintahkan Lion memberikan satu gulung kertas. Dengan ragu ia mengambil surat itu.

"Bacalah! Kau akan tahu mengapa tahta itu sekarang menjadi milikku." ujar Lion dengan senyum miringnya.

"Benarkah? Atau kau ingin menyangkal semua itu dengan surat ini." dengus Lorre.

"Ya, itu memang hanya salinan. Tapi aku pastikan jika apa yang tertulis didalamnya adalah sebuah fakta dan kebenaran, bahwa kakak dari kakekku atau bisa kusebut itu adalah ayahmu, sebenarnya bukan anggota kerajaan." jelas Lion tenang dengan wajah datarnya.

The King (Kingdom Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang