Bab 30

14.4K 1K 39
                                    

"Bella, dia kakakku yang rencananya akan kujodohkan denganmu. Tapi sayangnya, dia menolak dan mengatakan jika gadis disebelahnya itu adalah tunangannya." terang Lucy dengan senyum mengejek pada kakaknya.

Putri kerajaan Destin itu mengalihkan pandangannya kearah Lucy.

"Jadi maksudmu dia membatalkan perjodohan ini?" tanya Bella, sang putri dengan mengangguk-anggukan kepalanya yang diikuti Lucy.

"Ya, anakku. Raja Lio ternyata sudah bertunangan. Sayang sekali." ujar Ratu kerajaan Destin.

"Ya, sayang sekali. Mungkin benar aku harus menerima lamaran pangeran Gerald dari kerajaan Foka." desah Bella.

"B- Be- Bella." ujar Lion bingung namun sarat kerinduan dan melepaskan tangannya dipinggang Giana.

Sekarang Lion tahu semua perkataan adiknya itu. Ini benar-benar bencana untuknya. Jika saja adiknya memberi tahu siapa gadis yang akan ia jodohkan.

"Kenapa kau begitu terkejut kak?" tanya Lucy dengan senyumnya yang tak luntur.

"Kau tidak mengatakan jika gadis itu adalah dia?" tanya Lion bingung namun memandang adiknya tajam.

"Memangnya ada apa dengan saya, yang mulia?" tanya Bella dengan kening yang sedikit mengernyit.

"Ah, tidak. Maksudku, kenapa Lucy tidak memberitahukan sedikit tentangmu." jawab Lion sedikit gugup yang coba ia tutupi saat memandang mata Bella yang berwarna biru.

"Aku mengatakan padamu, untuk melihatnya dulu 'kan. Setelah itu bisa kau putuskan. Lagi pula mana mungkin kau tidak tahu jika kau akan dijodohkan oleh putri tercantik, bahkan direbutkan oleh beberapa pangeran dari kerajaan lain." ujar Lucy.

"Darimana aku bisa tahu jika itu..." ujar Lion yang langsung dipotong oleh Lucy.

"Oh ya ampun kak. Aku memang tidak memberi tahumu siapa gadis itu, tapi mana mungkin kau tidak mendengar kabar jika kau akan dijodohkan oleh putri kerajaan Destin. Semua orang tahu hal itu, dan aku berpikir saat memberitahumu mungkin saja kau akan mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya." ujar Lucy sedikit kesal tidak mau kalah.

"Sudahlah, kenapa kalian menjadi berdebat. Lagipula sekarang Raja Lio sudah memiliki seorang pendamping. Anggap saja kedatanganku dan ibuku sebagai kunjungan seorang teman." ujar Bella tenang.

"Tidak seperti itu..." sergah Lion.

"Ya, kau benar. Sudahlah. Jadi, Bagaimana kalau kita makan sekarang?" tawar Lucy.

"Tentu, putri." ujar Bella setuju.

Bella memutari meja makan itu untuk duduk disebelah ibunya. Begitupun Giana yang mengambil tempat disamping kanan Lucy.

Mereka makan dengan hening. Hanya dentingan alat makan yang terdengar diruang makan itu. Tapi mata setajam elang itu terus memperhatikan gadis cantik yang sedang menikmati makanan dihadapannya dengan anggun.

Sampai acara makan siang itu selesai, mata pria itu tak pernah lepas dari gadis yang dirindukannya. Tapi pria itupun tak sadar jika ada sepasang mata abu- abu terus melirik kearah pria itu, memperhatikan gerak- geriknya dari awal mereka santap siang.

Dari tatapan Raja Lio, Apakah gadis itu yang dicintainya? Tapi dari yang kudengar, dia seorang pelayan. Jika benar, mengapa sekarang dia datang sebagai seorang putri? Bisik Giana dalam hati.

"Ratu Susan dan Putri Bella, lebih baik kalian beristirahat setelah perjalanan panjang tadi. Mari  aku antarkan ke kamar kalian." tawar Lucy dengan senyum manisnya.

Lucy dan dua tamunya itu berlalu setelah berpamitan pada Lion yang terdiam dengan pandangan kosongnya.

Diruangan itu hanya ada Lion dan Giana yang masih memperhatikan pria itu. Ia beranjak mendekati Lion yang belum beranjak dari kursinya.

The King (Kingdom Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang