Bab 18

15.6K 1.1K 17
                                    

Ini hanya fiksi belaka jangan dibawa perasaan.

Selamat membaca.

---The King---

Keheningan ruangan itu terasa mencekam tanpa suara yang tercipta. Kedua anak manusia itu hanya menutup rapat mulutnya tanpa kata yang keluar. Mereka berdua masih terkejut dengan apa yang terjadi diruangan itu. Mereka berdiri mematung tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Yang mulia, apa anda baik- baik saja?" tanya Karin yang saat itu masih dalam ruangan kerja pribadi sang Rang.

"Entahlah, Karin. Semuanya terlalu rumit." Raja Lio menghembuskan nafasnya gusar.

"Kenapa anda tidak memberitahu putri Lucy?" tanya gadis itu.

"Tidak, dia terlalu suka ikut campur. Kau ingat 'kan tentang Bella yang bisa berada disini." ujar sang Raja memandang gadis itu.

"Aku mengerti, yang mulia. Tapi itu sudah berlalu. Anda juga sudah menjaganya, mungkin untuk masalah ini anda harus memberitahu kepada putri Lucy. Beliau pasti bisa menenangkan nona Bella, jika ia mengerti apa masalahnya." terang gadis itu tenang.

"Biar nanti aku coba bicara dengannya." putus sang Raja.

Suara ketukan dipintu itu membuat kedua orang yang berada diruangan disana mengalihkan pandangannya ke arah asal suara. Sang Raja mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.

Darel, sang pengawal itu masuk ke dalam ruangan itu. Ia tampak tegang terlihat dari raut wajahnya, tampak tidak seperti biasanya.

"Yang mulia." pria itu menunduk hormat pada sang Raja.

"Ada apa kau kesini?" tanya Raja Lio datar.

"Tuan Kaari..."

"Mengapa kau menyebut nama ayahku?" tanya Karin yang berada diruangan itu.

"Apa yang anda curigai benar, yang mulia." ujar Darel dengan wajah gelisahnya.

"Yang mulia. Apa ini?" tanya Karin yang memandang sang Raja bingung karena membicarakan ayahnya yang telah lama pergi.

"Kau akan tahu nanti." jawab Raja Lio singkat. "Darel, siapkan pasukan khusus tingkat tinggi. Aku tidak ingin ada kesalahan lagi." titah sang Raja.

"Baik, yang mulia."

---The King---

Keheningan malam itu mencekam, sebuah gubuk di tengah hutan tampak tidak terawat. Tapi jangan dilihat dari luarnya, di dalam gubuk itu terdapat satu orang pria paruh baya dengan tubuh yang ringkih yang berada diranjang dengan keadaan yang mengenaskan.

Di dalam gubuk itu juga  terdapat dua orang pria paruh baya. Kedua pria itu hanya memperhatikan pria yang berbaring diranjang itu tanpa minat.

"Senang bertemu denganmu lagi." sapa salah satu pria yang berdiri itu.

"Sayangnya aku tidak senang bertemu denganmu lagi." ucap pria yang berbaring di ranjang.

"Kenapa seperti itu teman lama? Aku mengunjungimu dengan kerendahan hati." ujar pria itu lagi dengan tawanya yang menggelegar di dalam gubuk itu.

"Aku tidak butuh itu, Lorre. Aku tidak butuh semua yang kau lakukan." ujar pria itu diiringi suara batuknya.

"Benarkah? Sebenarnya aku punya berita yang sangat baik." ujar pria bernama Lorre itu dengan seringaiannya. "Kau keluar lah." suruh pria itu kepada orang yang disebelahnya.

"Apa lagi rencana jahatmu?" cibir pria yang terbaring itu.

"Kau tahu, sebentar lagi aku akan menjadi penguasa dunia ini. Penguasa yang tak terkalahkan." tawa orang bernama Lorre itu benar- benar memecah keheningan malam.

The King (Kingdom Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang