Bab 33

15.1K 985 15
                                    

Seorang pria menuntun kekasihnya dengan mesra. Mereka terlihat saling melemparkan senyum saat bertatapan, siapapun yang melihat pasti merasakan rasa cinta mereka yang menguar.

"Sebenarnya kau ingin membawaku kemana?" tanya Bella yang sedang dituntun oleh Lion.

"Kau akan tahu nanti." balas Lion dengan diiringi senyum tipisnya.

"Ayolah, di pagi buta kau membawaku seperti ini. Setidaknya beritahukan padaku petunjuknya." renggut Bella kesal dengan menghentikan langkahnya.

"Tidak perlu petunjuk untuk itu. Baiklah, jangan kesal seperti itu." ucap Lion yang berhadapan. "Aku hanya membawamu ke istana Sarit saja. Ayo!"

Lion kembali menarik lengan gadisnya lembut.

"Aku kira kau akan membawaku ke tempat lain." gerutu Bella.

Lion mendengus geli mendengar gadisnya menggerutu, itu cukup menghiburnya.

"Seperti apa misalnya?" tanya Lion dengan menolehkan kepalanya kearah Bella.

Bella berjalan didepan Lion sambil menerawang. "Ke rumahmu yang dekat danau, kau bisa mengajakku berkuda, mengajakku ke pasar atau..." Bella membalikkan badannya menghadap Lion.

"Atau apa?" tanya Lion yang berkacak pinggang menunggu jawaban Bella.

"Atau kau mengajakku ke padang bunga lalu kau menyelipkan bunga di telingaku, kita menghabiskan waktu seharian bersama. Seperti aku dan Lesso waktu itu." jawab Bella antusias.

Bella tidak sadar apa yang diucapkannya membuat wajah Lion merah padam, ia menahan kesalnya.

"Jadi kau pernah menghabiskan waktu seharian dengannya?" tanya Lion tajam.

Sayangnya, Bella tidak menyadari hal itu. Ia malah menggangguk cepat diiringi senyumnya.

"Lalu dia menyelipkan bunga di telingamu?" tanya Lion kembali dengan nada datar dan mendekat kearah gadisnya.

"Ya. Kami berlarian dipadang bunga itu. Bermain bersama. Tempatnya tersembunyi, dia mengatakan kalau aku gadis pertama yang dibawa olehnya." Bella membalikkan badannya dan berjalan kembali didepan Lion.

Lion mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya dengan erat, menahan emosi yang bergejolak didadanya. Entah mengapa, setiap ia mendengar atau melihat gadisnya bersama pria lain, ia selalu merasa seperti ini. Ada rasa tak rela, meski pria itu adalah orang yang dikenal Lion.

Saat membuka matanya, ia melihat gadisnya masih berjalan didepannya. Dengan langkah lebar ia mengejar gadisnya dengan wajah datar, meski emosi itu telah surut secara perlahan.

Ia menarik lengan gadisnya dan membawanya kedekapannya, memeluknya erat tak ingin lepas. Lain halnya dengan sang gadis, saat seseorang menarik lenganmu lalu kau jatuh didekapannya bagaimana dia tak terkejut.

Perlahan rasa terkejutnya itu mulai surut dan membalas dekapan prianya. Kepalanya bersandar didada bidang Lion, mendengarkan detak jantung pria itu.

Lorong itu sepi, menambah kesan kehangatan yang menguar dari sepasang kekasih itu.

"Jangan pernah lakukan itu lagi." bisik Lion yang membenamkan hidungnya di puncak kepala gadisnya, menghirup aroma yang disukainya.

Bella meregangkan pelukannya dan menatap pria itu dalam dengan sedikit memiringkan kepalanya.

"Melakukan apa?" tanya Bella bingung.

Lion menghela napasnya pelan. Ia mendekatkan keningnya dengan kening Bella, dengan terus menatap mata gadis itu dalam.

"Melakukan apa yang kau lakukan dengan pangeran Lesso itu, jangan lagi meski dengan pria lain. Hanya aku satu- satunya pria yang akan membahagiakanmu, mengukir senyummu setiap waktu dan yang selalu berada disampingmu saat kau membutuhkanku." janjinya.

The King (Kingdom Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang