Side to Side

302K 15.7K 312
                                    




Rio meringis pelan, tangan kanan-nya terasa kaku dan keram. Ia menatap ke arah samping, gadis-nya masih tertidur disamping dengan tangan kanan-nya yang menjadi bantal. Semalam, Ify ketiduran disampingnya.

Rio mendesah tanpa suara, menahan rasa keram. Ia ingin menarik tanganya, tapi tak tega melihat Ify yang masih tidur. Rio memilih menahan, sampai Ify bangun.

Rio merapikan rambut Ify yang berntakan, menutupi wajah gadis itu. Rio tersenyum, memperhatikan setiap lekuk wajah Ify yang menurutnya cantik dan mendekati sempurna, ia harus bersyukur sekali lagi bisa mendapatkan hati Ify, meskipun dengan berbagai pengorbanan yang terbilang tidak mudah.

"Hmmm—" suara erangan keluar dari mulut Ify, gadis itu menggeliat disamping Rio.

Rio mematung, masih menatap Ify.

Ify berusaha membuka kedua matanya, mengontrol kesadarannya sesaat, sampai akhir-nya ia benar-benar bangun. Ify melirik kesamping, ke arah Rio.

"Gue ketiduran ya semalam?" lirih Ify, suaranya terdengar serak.

Rio mengangguk singkat sebagai jawaban. Ify buru-buru bangkit, membangunkan tubuhnya, terduduk.

Rio melegah, menggerakan pelan-pelan tangan kanan-nya yang sedikit nyeri. Rio ikut bangun.

"Ponsel gue mana?" tanya Ify mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Kenapa?"

"Batrai-nya habis semalam, butuh asupan" jawab Ify sambil menguap, Rio menutupi mulut gadis itu yang terbuka terlalu lebar.

"Udah gue charger semalam" sahut Rio. Ify mengangguk-anggukkan kepalanya.

Rio turun dari kasur,

"Gue mandi dulu, lo jangan renang pagi-pagi!" ancam Rio membaca pikiran kekasihnya.

Ify menatap Rio sebal,

"Kita balik siang ini" lanjut Rio tak mempedulikan tatapan Ify, ia berjalan ke arah kamar mandi.

"Kok cepet?" tanya Ify balik,

Rio menghentikkan langkahnya, membalikkan badan menghadap Ify.

"Sorry—, gue harus ke Jepang malam ini" jawab Rio sedikit bersalah.

Ify mengangguk mengerti, tak berani bertanya ataupun membantah lagi. Ia tau jelas bahwa Rio tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. Rio pun segera masuk ke kamar mandi.

Ify mendengar bunyi aliran air yang turun dari shower, Ia turun dari kasurnya, melangkah pelan-pelan. Ify tersenyum picik, bersiap untuk melangkah keluar.

Tiba-tiba suara dari dalam kamar mandi hilang, menjadi hening. Rio mematikan shower.

"Dafychi!! Gue udah peringatkan jangan renang pagi-pagi" teriak Rio tajam dari dalam kamar mandi.

Ify memejamkan kedua matanya kuat, mendesis tajam. Ia ketahuan!

"Dafychii!!!" panggil Rio sekali lagi,

"Issh!! Iya iya nggak!" sahut Ify kesal. Ia kembali duduk diatas kasur, raut wajahnya jengkel setengah mati.

****

Sivia kini tinggal di apartemen pribadi Ando, ia berusaha kali untuk menolak tapi Ando tetap terus memaksanya. Sivia pun tak bisa melawan lagi, Ando sangat menakutkan kalau sudah marah.

ELWo Geschichten leben. Entdecke jetzt