Tuhan dan Mama

228K 14.9K 1.1K
                                    


Ando bukanlah polisi bodoh yang akan membiarkan tubuhnya terluka begitu saja. Ando memakai rompi anti-peluru yang ia pakai didalam kemejanya. Ando hanya merasakan sedikit nyeri di dada dan perutnya karena sentakan letup peluru tadi ditambah tubuhnya yang memar akibat pukulan-pukulan kejam orang-orang tadi.

Keadaan kolam renang, sangat sepi. Ando menatap tajam sang adik yang tak bergerak didalam box itu. Ando meneguk ludahnya, ia mencoba tenang dan memikirkan cara untuk lepas dari pilar besi ini.

"Tuhan, aku mohon berikan bantuan kali ini saja!" lirih Ando sangat memohon.

Ando mendongakkan kepalanya, melihat tali tampar yang mengikat tanganya, Ando menghembuskan napasnya pelan-pelan, hitungan detik berikutnya Ando menghentak-hentakan tubuhnya, menarik-narik tali tersebut dengan kuat. Berharap tali itu akan melonggar dan terus melonggar.

DAAAKKK

DAAAAKK

DAAAAK

Kedua mata Ando tertutup tajam, kerutan keningnya berlipat-lipat, keringat deras membasahi setelan tuxedo yang terpakai di tubuhnya. Ando menahan ringisan pergelangan tanganya mulai berdarah. Ando tidak peduli.

"Tuhan, pleasee!!!"

DAAAAKK

DAAAKK

Sesekali, Ando mencari pandang ke box berisikan adiknya yang tenggelam, memberikan motivasi kuat bagi tubuh Ando. Ia mengeluarkan seluruh energi di tubuhnya, menyentakkan tangan dan tubuhnya berulang-ulang.

Tess....

Buir-buir tetes darah terjatuh, Ando mengangkat kepalanya, tanganya memerah dan berdarah. Ando menghela napas berat. Ia menurunkan pandanganya, kedua matanya berkobar mengeluarkan percikan api kemarahan. Ando sekali lagi melekatkan pandanganya ke sang adik.

"TUHAN TOLONG!!!"

BRUKKKK

Dalam sekali sentak dengan suara keras, tali itu itu melonggar dan menjatuhkan tubuh Ando ke dasar lantai. Ando memegangi perutnya yang nyeri, sedetik kemudian ia tersadar untuk segera menyelamatkan sang adik.

Ando bangun dengan tangan masih menempel pada perutnya, ia berlari tertatih mendekati box besar itu. Ando menaiki tangga yang memang sedari tadi ada disamping box, tanpa pikir dua kali....

BYUUURRR

Ando terjun ke dalm box, ia menyelam ke dalam, mencari tubuh adiknya, Dafychi. Ando berusaha keras masuk ke dasar, dimana tubuh Adiknya telah terbentur tak berdaya pada dasar kaca.

Ando mendekati Ify, dalam sekali sentakan, Ando menarik tubuh Ify dan mendekapnya erat. Ando pun berenang ke atas, mencoba untuk ke permukaan secepat mungkin. Ia tidak punya banyak waktu. Ando berdo'a dalam hati adiknya masih bernapas.

"Err...." erang Ando ketika sampai di permukaan, ia mengambil napas sebanyak mungkin.

Ando menatap sang adik yang ada di dekapanya, tubuhnya tak bertenaga, Ify pingsan. Ya... Ando berharap seperti itu, adiknya hanya pingsan dan masih bernapas.

Ando berenang ke pinggir, dengan sisa kekuatannya, dan segala cara yang ada di otaknya, Ando membawa Ify keluar dari box itu. Tidak mempedulikan rasa perih dan nyerih di sekujur tubuhnya, Ando melupakan segala rasa sakit itu! Di otaknya hanya sang adik, sang adik dan sang adik!.

ELWhere stories live. Discover now