Penyesalan terbesar!

290K 16.3K 802
                                    


Tepat hari ke-6 setelah kejadian menakutkan-bagi-Ify yang dilakukan oleh Rio, dan mereka berdua tak pernah saling bertemu lagil, lebih tepatnya Ify memohon agar tidak bertemu dengan Rio, Ify memohon kepada Ando untuk tidak dibawah pulang ke rumah, Ify sangat takut jika Rio memaksa untuk menemuinya, dan yang dilakukan oleh Ify berhasil membuat Rio bertambah sangat bersalah.

Rio menatap luar jendela di ruang kerja, pemandangan kemacetan lalu-lintas terlihat jelas dari atas kantornya, tatapanya hampa. Rio tidak tau harus berbuat apa, ia tak memiliki ide sama sekali bagaimana untuk meminta maaf kepada Ify, gadis itu saja tak sudi bertemu denganya. Bahkan, jika mendengar suaranya saja mungkin Ify akan lari.

CKLEEK

Pintu ruang kerja Rio terbuka, ia membalikan badanya melihat siapa yang membuka pintu tersebut tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mama" ucap Rio pelan, mendapati Nyonya Abahay yang melangkah masuk kedalam.

Rio menghampiri dan mencium sang mama. Nyonya Abahay menepuk punggung Rio beberapa kali, ia paham bahwa anak-nya sedang dalam kondisi yang cukup sulit.

"Bagaimana keadaan Ify?" tanya Rio langsung ke titik penasaranya, ia sengaja meminta tolong sang mama agar menemui Ify, melihat gadis itu.

"Dia baik-baik saja" jawab Nyonya Abahay mengambil duduk di sofa.

Rio ikut duduk disamping mama-nya.

"If—, Ify—" Rio menggantungkan ucapanya, menghela berat. "Dia masih nggak mau bertemu sama Rio?" lanjut Rio hati-hati.

Nyonya Abahay mengembangkan senyum kecil, memberikan keteduhan bagi Rio, setidaknya hanya itu yang bisa dilakukanya agar ke-kecewaan anaknya tak terlalu besar.

"Kamu harus sabar Rio, Ify masih memulikan kondisinya. Dia sangat trauma kejadian kemarin. Setiap malam dia terus menangis ketakutan" jawab Nyonya Abahay menceritakan,

Rio sekali lagi hanya bisa menghela berat, semua adalah perbuatanya, semua adalah kesalahanya. Kepala Rio tertunduk dalam, kedua tanganya terkepal kuat, menahan amarah yang bergejolak kepada diri-nya sendiri.

"Lo emang bodoh!! Lo sangat bodoh Mario!!"

"Lo pantas dapatkan ini!!"

Rio memejamkan kedua matanya, berpikir keras apa yang harus dilakukannya saat ini.

"Rio ingin bertemu Ify, Ma" lirih Rio sangat pelan. Suaranya terdengar berat.

"Mama tau sayang, kamu harus sabar, kamu harus mengerti kondisi Ify" Nyonya Abahay menepuk punggung Rio pelan-pelan.

"Ma—, Maafin Rio Ma"

"Maaf buat kecewa Mama"

"Maaf"

Nyonya Abahay menarik Rio, memeluk putra sulung-nya dalam satu dekapan, membiarkan Rio meluapkan kepenatan pikiranya saat ini.

Rio menyandarkan kepalanya di pelukan sang Mama.

"Untuk apa kamu minta maaf ke Mama?"

"Kamu hanya perlu berlajar dari kesalahan sayang"

Rio menggeleng-kan kepala,

"Rio brengsek ma, Rio nggak bisa jaga amarah Rio, Rio selalu gampang luapinya gitu aja. Sampai berakibat fatal ke Ify seperti ini"

"Rio pria yang nggak bertanggung jawab Ma, Ify pasti benci ke Rio."

ELWhere stories live. Discover now