Sebuah Petunjuk Nyata!

289K 14.3K 1.9K
                                    


Sudah 5 hari berturut-turut Ify bermimpi buruk setiap malamnya, ia terbangun dengan keadaan keringat bercucur deras dan air mata yang mengalir tanpa sebab. Semenjak kehamilannya yang telah mencapai 8 bulannya, kondisi Ify menjadi lemah.

Seperti malam ini, Ify bermimpi buruk lagi.

"Fy...."

"Dafychi...."

"Sayang..."

"Jangan pergi..."

"Jangan...."

"Dafychi..."

"Fy bangun sayang..."

"Dafychi..."

"Jangan pergi seperti Mama"

"Jangan..."

"Dafychi...." suara Rio sedikit meninggi, kedua tanganya mengoncang bahu istrinya.

"RIOOO!!!"

Teriakan Ify yang keras bersamaan dengan kedua matanya terbuka dan tubuh terangkat terduduk. Napas Ify tersenggal-senggal, kedua matanya terbuka sempurna dengan pikiran kemana-mana. Sekali lagi, Ify menangis!.

"Kamu kenapa sayang?"

"Kamu kenapa?" tanya Rio khawatir bukan main.

Rio mengambil beberapa helai tissue, mengusapi keringat di dahi dan leher Ify. Istrinya masih mengontrol napas dan kesadarannya. Rio dapat merasakan desahan berat keluar dari bibir Ify berulang-ulang. Rio mengenggam tangan Ify, menenangkanya.

"Kamu kenapa? Mimpi buruk lagi?"

Ify menggerakan kepalanya, menatap Rio dengan tatapan sendu. Ify mengangguk.

"Iya." Jawab Ify. "Kamu pergi ninggalin aku" lanjut Ify dengan suara bergetar.

Rio tersenyum kecil, tanganya bergerak mengelus rambut panjang Ify. Rio menarik Ify ke dalam pelukanya, memberikan sengatan hangat dan rasa nyaman didekapanya. Rio tau bahwa Ify mungkin ketakutan karena sebentar lagi kelahiran pertama di usia mudanya, dan menyebabkan istrinya banyak pikiran.

"Aku nggak akan kemana-mana Dafychi"

"Aku nggak akan tinggalin kamu."

"Aku akan jaga kamu dan anak kita" jawab Rio menenangkan.

Ify mengangguk dalam pelukan Rio.

"Jangan tinggalin aku, dan anak-anak kita. Mereka sebentar lagi lahir"pinta Ify.

"Iya sayang"

Rio melepaskan pelukan Ify. Kedua tanganya membersihkan bercak air mata yang ada di pipi pucat Ify. Kedua mata Rio menurun, menatap perut Ify yang membesar. Sebulan lagi diperkirakan kedua anak kembarnya akan dilahirkan ke bumi ini.

Tanpa sadar kedua sudut Rio terangkat, ia begitu senang sekali. Sampai tak tau harus bagaimana lagi mengungkapkannya. Rio mengangkat kepalanya, memandang lekat istrinya, begitu cantik.

"Kamu harus kasih nama anak kita. Jangan pernah jauh dari sisi aku"

"Iya Dafychi. Aku akan memberikan nama yang sangat bagus untuk kedua jagoan kita"

Rio mengecup kening Ify lama, memberikan sentuhan kasih, sayang dan rasa terima kasihnya kepada sang istri. Rio melepaskanya.

Rio menatap jam dinding, masih pukul 3 dini hari.

ELWhere stories live. Discover now