Penelfon?

385K 15.2K 4.3K
                                    


Ify keluar dari kamar, perutnya terasa lapar, sejak sepulang sekolah ia sama sekali belum memasukan asupan apapun. Ify berjalan menuruni tangga dengan malas, samar-samar ia mendengar suara beberapa orang sedang berbincang di ruang tengah yang sangat dekat dengan tangga rumahnya.

"RIO!!" pekik Ify ketika telah berada di bawah anak tangga.

Tentu saja Ify sangat terkejut, karena harusnya Rio sekarang masih berada di thailand dan lusa baru pulang. Rio pun tak mengatakan apapun kepadanya bahwa suaminya akan pulang hari ini.

Ify melihat Rio sedang berbincang serius dengan papa-nya. Teriakan Ify membuat Papanya, Ando, Iqbal dan juga Rio yang berada di ruang tengah mengarah kepadanya.

Tak ingin menunggu lama, Ify langsung berlari kecil mendekati Rio yang sedang tersenyum ke arahnya. Ify begitu senang sekali dengan kejutan kecil yang Rio berikan untuknya.

"Dafychi hati-hati awas nanti kamu jatuh!" teriak Mr. Bov cemas karena Ify tidak memperhatikan langkahnya.

Ify tak mempedulikan, ia tetap berlari dan langsung mengarah ke Rio. Ify dengan tak berdosanya duduk dipangkuan Rio dan memeluk suaminya. Ia benar-benar merindukan Rio. Hampir 2 minggu kurang 3 hari ia tidak bertatap muka secara langsung dengan sang suami.

"Yaelah berasa dunia milik berdua" sindir Ando dengan wajah sengak menatap adiknya dan adik-iparnya.

"Ho.oh yang lainya cuma ngontrak dua juta perbulan" sahut Iqbal menambah-nambahkan dengan wajah tak kalah sengak dari kakaknya.

Ify dan Rio tak mempedulikan ocehan-ocehan dua makhluk itu. Mereka masih menikmati hangatnya pelukan masing-masing.

Rio melepaskan pelukan Ify, merapikan helaian rambut istrinya yang sedikit berantakan. Melihat wajah Ify yang terus tersenyum membuat hatinya semakin berbungah-bungah.

"Aku kira masih lusa pulangnya. Kamu nggak bilang kalau udah pulang" ucap Ify

Rio tersenyum kecil,

"Kan mau ngasih kejutan" jawab Rio

"Kangen banget sama kamu" ucap Ify begitu jujur.

Rio menarik dagu Ify dan menciumnya, tak peduli dengan 3 orang disebelahnya yang langsung heboh dengan reaksi shock. Ify sendiri menerima dan membalas sentuhan lembut bibir Rio dengan senang hati. Ify refleks mengalungkan kedua tanganya ke leher Rio.

"Ya allah mata suci Iqbal ternodahi!"

"Ya allah kembalikan kesucian pengelihatan Iqbal"

"Ya allah Iqbal butuh rinso cair untuk menghilangkan noda-noda di mata ini"ucap Iqbal dramatis namun dengan kedua mata yang masih terbuka lebar melihat adegan di depanya.

"Lahaula... Ada anak masih dibawah umur! Ya allah nggak lihat tempat" sindir Ando sembari menutup mata Iqbal yang ada disebelahnya dengan tangan kananya.

Mr. Bov yang tepat berada disamping Rio hanya bisa geleng-geleng sembari menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Mr.Bov menghela berat, menyenggol lengan Rio beberapa kali untuk menghentikan aktivitas anaknya dan menantunya itu.

"Daripada ciuman disini, mending kalian kangen-kangenanya di kamar sana"

"Banyak anak dibawah umur disini" ucap Mr. Bov langsung diangguki oleh Ando dan Iqbal.

Rio terkekeh ringan, mengiyakan perintah mertuanya. Rio menatap Ify lekat.

"Kita lanjutkan di kamar?" tanya Rio menggoda dan berhasil membuat wajah Ify merah merona.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang