OH GOD!

369K 16.9K 3.4K
                                    


Ify berhenti dihadapan pintu ruang kerja Rio, tidak ada sekretaris atau pengawal yang biasanya berjaga di depan. Apa Rio sedang ada rapat? Ify mengedikkan bahunya. Ia memilih untuk masuk saja ke dalam ruang kerja Rio, menunggu didalam.

Ckleeekk

Pintu ruang kerja terbuka lebar, memperlihatkan seorang pria dan seorang wanita disana yang sedang mengarah ke Ify.

"Maaf ga..."

"Masuk aja" suruh pria tersebut dengan senyum merekah dibibirnya, tentu saja itu Rio. Suaminya.

Ify mengangguk senang, menuruti ucapan Rio. Ify berjalan melangkah masuk, sebelumnya ia menutup pintu ruang kerja Rio terlebih dahulu.

"Siapa Pak? Adiknya ya? Waahh... Cantik ya, ngga heran kakaknya juga ganteng kayak gini" ujar wanita itu sembari melipatkan kakinya, lebih meng-ekspose jelas ke sexy-an paha putihnya.

Ify menghela pelan, mencoba untuk biasa saja. Ini bukan pertama kalinya ada wanita yang menggoda Rio, Ify harus sabar. Ia wajib mengerti pekerjaan suaminya. Ify tau Rio selalu profesional dan tidak akan melirik perempuan lain.

Ify melanjutkan langkahnya, berjalan kearah kursi kerja Rio dan duduk disana. Ia bisa mengawasi dua orang itu dengan jelas dari posisi ini. Ify melihat Rio fokus membaca beberapa lembar kertas di tanganya, tak mempedulikan pertanyaan wanita itu.

Ify tersenyum puas!.

"Kita se-umuran loh. Jadi boleh kan saya panggil Rio saja? Biar lebih akrab" ucap wanita itu lagi pantang menyerah.

"Terserah anda" jawab Rio singkat.

Wanita itu tersenyum kecut, merasa tidak di hiraukan oleh Rio. Ya... wanita itu terlihat sangat percaya diri untuk menggoda sosok Rio. Tubuhnya yang sexy, gaun merah terang diatas lutut yang membentuk indah tubuhnya, dandanan yang natural, membuatnya terlihat begitu anggun dan menawan.

"Kam juga boleh kok panggil aku Diana" ucapg gadis bernamakan Dianna. Mungkin gadis ini berpedoman pada kalimat Maju Terus Pantang Mundur!.

Rio selesai menandatangani kontrak kerjanya, ia memasukkan kembali lembar-lembaran kertas itu kedalam amplopnya kembali. Menyerahkanya ke Diana.

"Saya sudah menandatangani semuanya." Ucap Rio sopan

"Nggak usah se-formal itu juga kali. Kan kita teman"

Rio membalas dengan sebuah senyuman kecil.

"Besok malam ada pesta ulang tahunku di Aula hotel Grand, kamu datang bisa?" pinta Diana.

"Maaf sepertinya besok saya ada kerjaan sampai malam"

"Yaahh.... Masak nggak bisa sih? Aku pingin banget kamu datang. Siapa tau aja kita bisa dekat dan jodoh"

Rio terdiam, ingin menertawakan kalimat wanita dihadapanya ini.

"Saya masih ada janji lain, kalau anda sudah selesai, disana pintu keluarnya" ucap Rio mengusir secara halus.

Diana mendengus kesal, kedua matanya memutar tak percaya dengan ucapan Rio barusan. Untuk pertama kalinya ia dicampakkan oleh pria!. Diana dengan cepat berdiri dari tempat duduknya, menatap Rio tajam.

"Terima kasih!" sengit Diana, ia melangkah keluar dari ruangan kerja Rio dengan langkah penuh kemarahan.

Rio geleng-geleng menatap Diana yang telah hilang dibalik pintu kerjanya. Tidak paham kenapa setiap gadis yang masuk ke ruanganya selalu bersikap sama. Padahal ia juga tidak menggoda gadis itu duluan. Mungkin pesona-nya yang suka menyebar-nyebar sendiri.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang