Kejadian.

311K 14.8K 949
                                    




Sepulang sekolah Ify tak langsung pulang kerumah, ia segera menghampiri Rio, illy mengabarinya bahwa kekasih-nya itu sedang demam-tinggi, dan dirawat di rumah.

Ify masuk ke dalam kamar Rio, melihat pria itu berbaring lemah dengan kedua mata terpejam. Ify sudah punya firasat tak enak sejak tadi pagi, Rio terlihat lemas dan sangat pucat.

Ify menyalami Nyonya Abahay yang sedari tadi menunggu Rio.

"Nggak pulang dulu? Ganti baju?" tanya Nyonya Abahay melihat penampilan Ify.

Ify tersneyum ringan, kemudian menggeleng.

"Nanti aja te, Ify khawatir sama Rio" jawab Ify jujur.

Nyonya Abahay mengangguk kecil sambil tersenyum, beliau berdiri dari kursi yang di duduki.

"Berhubun pacar-nya sudah datang, tante tinggal ya" pamit Nyonya Abahay dengan nada menggoda, Ify hanya bisa tersenyum canggung dan malu.

"Titip Rio ya"

"Iya tante"

Nyonya Abahay pun beranjak dari kamar, meninggalkan Rio dan Ify berdua di dalam.

Ify berjalan mendekati Rio, pria itu masih tertidur dengan keringat yang tak henti keluar. Ify mengganti waslap yang ada di dahi Rio. Merawat kekasih-nya dengan raut khawatir. Pantas saja, Rio akhir-akhir minggu ini sering mimisan.

Ify menghentikan aktivitasnya melihat Rio perlahan membuka mata, kekasihnya terbangun.

"Lo udah pulang?" tanya Rio dengan suara lemah.

"Sorry gue nggak bisa jemput" lanjutnya bersalah. Ify mendesis kesal, pria itu masih saja berpikir macam-macam, padahal keadaanya sudah kacau seperti ini.

Ify memberikan tatapan tajam,

"Kalau sudah sakit kayak gini, nyusahin banyak orang kan!" omel Ify sedikit kesal.

Rio memaksakan senyumnya,

"Kalau waktunya makan itu makan! Tidur ya tidur! Suka banget sih nyiksa diri sendiri!" Ify semakin menunjukkan amarahnya. Ia bukannya benar-benar marah, hanya khawatir saja dengan kondisi Rio yang sampai seperti ini.

"Gue nggak apa-apa, Fy" balas Rio menenangkan, meraih tangan kanan Ify.

"Nggak apa-apa gimana, sampai pucat kayak gitu, bangun aja nggak bisa!"

"Gue lagi sakit, malah di marahin" serah Rio pasrah.

"Bodo!! Biar sadar kalau salah! Awas aja kalau sampai kayak gini lagi! Nggak bakalan gue bolehin kerja!"

"Kalau nggak kerja, nanti gue hidupin lo pakek apa?" sahut Rio dengan tenaga tersisa.

"Pakek daun!!" sentak Ify semakin kesal. "Sekarang pokoknya istirahat, nggak boleh kemana-mana, Ngerti?"

"Iya tuan puteri" serah Rio tak bisa membantah.

Ify mengangguk puas, tatapanya berubah melembut. Rio jika sakit kayak gini mirip anak kecil, menggemaskan. Ify menaiki kasur, mengambil duduk disebelah tubuh Rio.

"Lo nggak ganti baju dulu?" tanya Rio pelan, Ify menggeleng keras.

"Nanti aja" jawabnya.

Ify menggeluarkan sisir rambut dari tas-nya yang biasanya ia bawa ke sekolah, kemudian ia menyisir rambut Rio, merapikannya. Sedangkan Rio hanya diam saja, membiarkan gadis-nya itu berbuat sesukanya. Ia seperti sebuah boneka yang sedang dimainkan oleh anak kecil.

ELWhere stories live. Discover now