Bertahanlah!

228K 14K 949
                                    


Sarung hitam yang menutupi kepala Ando dan Ify dibuka paksa, kilauan cahaya memasuki kedua mata mereka, membuat keduanya harus menutup paksa kedua mata mereka lagi, tidak kuat dengan cahaya itu.

Ando dan Ify mengerjap perlahan, membiasakan cahaya yang memasuki retina mereka.

Pengelihatan mereka telah penuh, mereka berdua mengedarkan pandang, banyak sekali orang berpakaian hitam-hitam melingkar di ruangan besar ini, mereka berdua tengah berada disebuah pemandian tertutup. Sebuah kolam renang.

Ify merasakan kedua tanganya perih, Kedua kaki dan tanganya masih di ikat sangat erat, Ify dapat merasakan dibelakangnya juga ada beberapa orang yang sedang mengawasinya. Ia berlutut dan tidak bisa bergerak.

Ify mencari kakaknya, Mulutnya setengah terbuka, nasib sang kakak lebih parah darinya. Kedua tangan Ando digantung disebuah pilar besi, sehingga tubuh kakaknya bergelantung diatas sana. Ify mengigit bibirnya, tak tega melihat sang kakak seperti itu.

"Apa mau kalian sebenarnya?"tanya Ando membuka suara. Ia melihat Mr. Lay yang tengah berdiri di dekat dua pria yang ada disebrang sana sedang duduk sembari menyebulkan rokok di tangan mereka.

Ando tersenyum picik,

"Bukankah anda Mr. Zhuan dan Mr. Shin?" ucap Ando dingin dengan tatapan tajam ke dua pria paruh baya bermata sipit itu.

Suara tawa keduanya meledak-ledak, menertawakan keberanian Ando.

"Saya tidak tau bahwa Papa kamu dan anak-anaknya sebodoh ini!" ucap Mr. Zhuan, membuang puntung rokoknya dan menginjaknya.

"Bagaimana bisa kamu tidak tau selama ini ada Penghianat di rumah kalian? Hahahaha"

Ify merasakan darahnya naik, disini dirinyalah yang paling di bodohi. Selain kepercayaan papanya, tentu saja Mr. Lay adalah orang kepercayaan Ify. Pria itu mengikutinya kemana pun, pria itu selalu melindunginya dan menuruti perintahnya, bahkan tanpa sadar Ify juga telah menganggap Mr. Lay seperti keluarganya sendiri atau ayah keduanya.

"Ify nggak pernah nyangka, Mr. Lay sejahat ini sama Papa!" teriak Ify keras.

"Dasar pengecut! Penghia...."

Plaaaakk

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pucat Ify, menghentikan kalimatnya. Ando yang di-ikat tidak jauh dari adiknya langsung kaget, kedua matanya terbuka. Ia menggeram menahan amarah. Tentu saja ia sangat tidak terima melihat sang adik di perlakukan seperti itu.

"Jangan sentuh adikku!!"

"LEPASKAN DIA!!" teriak Ando mengancam.

"Keberanian kamu boleh juga, bocah!" tawa Mr. Shin, pria itu menarik pistol dari sakunya, memutar-mutarnya dengan tatapam tajam.

"Saya dengar kamu seorang polisi" ucapnya lagi. "Polisi kok lembek hahaha"

"Polisi tapi sangat bodoh!"

Gigi Ando menggertak, kedua tanganya yang di-ikat mengepal kuat.

"Keluarkan box-nya" suruh Mr. Zhuan kepada beberapa pengawalnya.

Tak lama kemudian, dari balik pintu ada beberapa orang mendorong sebuah box kaca besar dengan ukuran 3 meter kali 3 meter berbentuk kubus dengan air penuh didalamnya. Ando mulai panik, apa yang direncanakan orang-orang ini.

Ando menggerakan pandanganya, orang-orang yang membawa box itu tadi berjalan mendekati Ify, adiknya. Kepanikan Ando bertambah. Ia berusaha menggerak-gerakan tubuhnya yang bergelantungan menahan kesakitan di tanganya, Ando mencoba melepaskan ikatanya, namun sia-sia saja. Tali ini seperti direkatkan kuat di pergelanganya.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang