His Voice

28.3K 2.5K 139
                                    

Mimpi

Cahaya bulan malam itu seolah redup ditemani bintang yang tertutup awan gelap menggumpal, sementara sosok itu berdiri di depan jendela kelas yang dibiarkan terbuka, menatap keluar. Tak ada satupun cahaya lampu disana, hanya kibasan angin yang menerbangkan rambut emasnya di udara dan almamaternya yang menunjukkan kalau ia adalah siswa disekolah yang sama dengan Hera.
Hal itu terasa benar benar nyata.

Hera seakan melangkah pelan kearahnya, menatapnya seakan penuh kesedihan...

Ia melangkah gugup menatap sosok setinggi sosok di depannya dengan jantung yang entah kenapa berdegup kencang.

" Di sini dingin sangat dingin, kenapa kau berdiri di sana?" Tanyanya dengan suara parau. Pemuda di hadapannya hanya diam bergeming bahkan tak menengok sedikitpun kebelakang.

" K...enapa kau berdiri di sana, udaranya dingin, tutup saja jendelanya." Suara itu kembali terdengar. Kali ini gadis itu dibuat terhenyak karna pemuda itu sedikit menoleh ke belakang.
Gelap memang, tapi terlihat jelas dia begitu menawan. Entah siapa sosok ini sebenarnya. Melihat wajahnya, rasa sedih itu seakan akan kembali mencubit hati Hera.

" Hera, bisakah kau menolongku?" Tamyanya dengan suara lembut penuh kesedihan

" Kau ingin aku berbuat apa? Aku tidak mengenalmu." Jawab Hera masih dengan nada getir

Siapa pemuda ini?

Mengapa rasa sedih itu kembali?

Hera memegang dadanya yang terasa nyilu menatap sosok didepannya. Hingga....

" Save me!" Pemuda itu menoleh menghadapnya di balik gelap. Hera tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Yang ia ingat hanyanya nametag yang tertulis di almamaternya

" Exel Marteen?"

Nama itu...
Kenapa sepertinya...
Aku pernah mengenalnya? - Batin Hera

" Exel?

" Save me!"

Seketika semuanya menjadi terang, Hera dibangunkan oleh suara berisik alarm di sisinya.

" Taraaaaaaa!!!! Gw sudah menyiapkan seragam lo.. akhirnya kita bisa kekelas bersama lagi. Ayo buruan bangun!!" Tampak Gaby sudah heboh dengan baju seragam Hera di lengannya, membuat gadis itu memijat pelipisnya. Seperti biasa, Gaby selalu Rame.

" Gaby, ini masih terlalu pagi." Ucap Hera menguap

" Heii gadis manja, pagi apaan, cwe tu butuh siap siap, mandi.. dandan, mempercantik diri... dan itu butuh waktu, ayo ah bangun." Gaby menyeret lengan Hera agar segera bangun. Namun...

Save me!!

Suara itu seolah kembali membekas di memorienya.

" Wait!!" Hera menahan tangan Gaby.

" Ada apa?" Gaby manyun. Terlihat wajah sahabatnya sedikit berpikir.

" Beb, saat dulu aku mutasi dari SMP Austine kamu sekolah di sini sampai 1 tahun kan?" Tanya Hera membuat Gaby berkacak pinggang

" Kenapa hah?" Tanyanya sangar.

Hera menatap wajah Gaby

" Aku tahu ini terdengar aneh tapi... apa kau tahu seorang anak dengan nama Exel marteen di sekolah ini?" Tanya Hera membuat raut wajah Gaby seketika berubah tegang.

" Gab?" Hera mengernyit menuntut jawaban

Seketika tangan Gaby yang kukuh di pinggangnya lunglai. Entah kenapa, wajah ceria sangarnya tadi berubah datar, sorot matanya seolah gusar.

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now