Aku Merindukanmu!

11.8K 1.1K 80
                                    

Mulmed : Marteen Lucas ( cast Dan stevens )

" Kak Saira! Tunggu!"

Saira menghentikan langkahnya mendengar panggilan itu.

" Kak."

Ia menoleh lalu manatap Hera datar. Meskipun ia mencoba untuk tersenyum, tetap saja ia tak bisa.

Hera berlari dengan napas tersengkal sengkal ke hadapannya. Rambutnya menempel di keningnya, bola matanya berair dan tangannya gemetar ketakutan

" Ada apa?" Tanyanya Saira

" Kak dari mana kau mendapatkan surat itu?" Tanya Hera sedih.

" Dari kotak surat, itu dari ayahnya." Saira memalingkan wajahnya dingin. Jarinya terlihat memutar mutar ujung seragam yang ia kenakan.

" Apa itu benar benar dari ayahnya?" Tanya Hera meyakinkan

Saira menatapnya

" Tentu saja." Jawabnya berpaling. Namun...

Deg

Saira tercekat saat tiba tiba..

" Hera apa yang kau lakukan?" Bola mata cantiknya membundar melihat Hera seketika duduk bersimpuh memegang kakinya, ia meneteskan air mata

" Aku tahu kau mencintainya sejak dulu, kau sangat baik dan mungkin cintamu juga lebih besar dariku untuknya. Tapi aku mohonnn aku mohonnn selamatkan dia!! Hanya kau yang bisa melakukan ini!" Di luar dugaan, Hera mengesampingkan semua egoismenya dan memegang kaki Saira. Menundukkan wajah dan merendahkan diri.

" Hera? Apa yang kau lakukan?" Saira beringsut memegang pundak gadis itu dan membantunya berdiri.

" Tolong selamatkan dia... tolong!!" Hera menangis melipat tangannya memohon.

" Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Saira dengan pandangan teduhnya. Hera sesenggukan menatapnya, bibirnya terlihat pucat dan bola matanya menatap Saira penuh harap

***

Saira POV

Hari itu tanganku gemetar, aku mencoba mengacak ngacak surat surat yang baru datang di meja. Tatapanku tertuju pada sebuah amplop panjang dengan nama Exel Marteen di sana.

" Itu surat dari Ayah Exel?" Tanya Andrian tersenyum di depanku.

Aku meremas surat itu di tanganku. Entah kenapa hatiku menjadi tak tenang.

" Andrian, berjanjilah. Kau tidak akan mengatakan tentang ini pada Exel!" Ucapku membuat kening Rian mengernyit saat itu.

" Ya tapi kenapa?"

" Aku akan menceritakannya sendiri. Jadi aku mohon... kau jaga rahasia ini ya." Ucapku memegang tangannya lembut dan akhirnya iapun mengangguk mengiyakan

Ya, ini semua memang salahku...

Hari itu... aku ingat dengan jelas tanggal 27 November beberapa tahun yang lalu.

Aku berlari dengan seragam merah putih yang masih melekat di tubuhku. Sepanjang jalan.

Aku terus membayangkan Exel akan pergi dari sini bersama ayahnya.

Exel akan pergi?

Dan aku tidak mau itu terjadi.

Dengan jantung berdegup kencang aku menyembunyikan surat itu di bawah bantal. Menyimpan rahasia itu bersama tidurku.

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now