Misteri

24K 2.2K 142
                                    

Jangan lupa, like, comment dan share ya 😚😚😚

" Halooooo, kau di sini kan?"

Lantai marmer yang ia pijaki serasa sedingin es, ia memeluk lengannya yang seolah gemetar karna takut.
Malam baru saja tiba, ia harus mengendap endap ke sana karna patroli Gaby yang berlebihan menjaganya agar tak ke mana mana.

Sabar Heranitaaa... sabaaarr jangan takutt... jangan takut..

Gumamnya komat kamit. Diliriknya jam dinding menunjuk angka 23:12 malam. Perlahan ia pun mulai beranjak ke arah tangga.

" Hallooo... kau ada di sini kan? I need to talk with you, kenapa kau menggangguku??" Teriaknya menggema di setiap sudut perpustakaan besar itu

Ya tuhaann... serem amat... sih
Kenapa aku jadi kayak pemeran film horror gini?
Jangan takut Heraaa jangaan.. bayangkan saja dia sosok yang keren ganteng... jangan bayangkan wajah di kaca itu..

Tapi tetap saja, seganteng gantengnya dia.. tetep saja,
Dia hantu.. hiks

Tap. Langkahnya terhenti saat menginjak lantai dua. Tempat itu lebih gelap dari sebelumnya, cahaya yang menemani seolah tertutup oleh rak rak buku yang berjejer dari kanan ke kiri. Hera melihat pada meja bundar di sisi rak ketiga. Ia teringat mimpi tadi pagi. Gadis di dalam mimpi itu memegang tangan Exel di sana. Maka dengan berat hati....

" Plak!!" Baru saja ia hendak melangkah, tiba tiba sebuah buku terjatuh ke lantai. Makin Horror saja situasinya

" Ya tuhan Ya tuhan... lindungilah hambamu ini!" Doa Hera komat kamit sembari mendekati buku itu.
Tangannya gemetar meraih novel itu. Namun, saat melihat ke dalamnya...

" Aku menyukai novel ini, menyukai sosok Vallen di dalamnya."

" The Black Shadow?" Ucap Hera mengingat saat membaca judul sampulnya. Gadis itu lalu terduduk di bangku menyalakan layar hp dan mulai membukanya pelan masih dengan jantung berdegup kencang.

Tatapannya tertahan pada sebuah lipatan kertas yang tertahan di halaman 67.

" Surat?" Dengan perasaan berdebar, Hera mulai membacanya.

" Aku tidak ingin menyakiti siapapun, seandainya dia tahu. Aku benar benar mencintainya. Tertahan pada perhatian dan kata katanya yang selalu menghiburku. Walaupun aku menyadari semua itu hanyalah keinginan singkatnya untuk memilikiku. Maafkan aku - Exel Marteen yang akan selalu menunggumu."

Hera mengernyit tak mengerti, kepada siapa Exel menuliskan semua ini? Ditatapnya sesuatu yang terselip sebagai penanda bukunya. Senyum seketika tergambar di bibir cantiknya saat melihat foto itu ( lihat mulmed ).
Memang terlihat usang dan samar. Tapi... entah kenapa rasanya semua rasa takut di hatinya sirna seketika.

Beberapa detik suasana menjadi hening, debaran di jantungnya mulai tak terasa. Tatapannya seolah beradu dengan foto pemuda berambut blonde di tangannya. Mereka reka seperti apa penampilan nyatanya. Jari lentik Hera mengusap nama kecil yang terpatri di ujungnya

" Exel Marteen, 2015. Siapa kau sebenarnya? " Gumamnya. Entah kenapa seolah nama itu menjadi begitu dekat. Seolah ia sangat mengenal nama itu sebelumnya.

Jauh dalam lamunannya tiba tiba,

" Kau sedang apa?"

Brak

" Awww." Hera memijat lututnya yang terbentur meja saat seketika berdiri kaget. Tiba tiba saja, seseorang menegur dan menyentuh pundaknya. Sosok yang tak asing baginya.

SOUL HORROR  (True Love)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant